Pasca Gempa Terjadi Fenomena Aneh di Langit Blitar, Ini Penjelasan LAPAN

12 April 2021, 08:37 WIB
Pasca Gempa Terjadi Fenomena Aneh di Langit Blitar yakni awam awan warna warni. /Instagram.com/@lapan_ri

GALAMEDIA - Pasca terjadinya gempa dengan magnitudo 6,1 di Kabupaten Malang, 10 April 2021, sebuah fenomena aneh terjadi di langit Kota Blitar, Jawa Timur.

Dimana tampak segumpalan awan warna wardi berada di langit seperti sebuah pelangi.

Melalui akun resminya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) RI akhirnya menjelaskan fenomena yang terjadi.

Dikutip galamedianews dari postingan @lapan_ri dijelaskan, berdasarkan kedudukan Matahari (yang dapat diprakirakan dari foto tersebut) kehadiran awan tebal dengan tepian bening, maka dapat diperkirakan itu adalah Irisasi atau Cloud Irisdence.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta 12 April 2021: Kiriman Bunga dari Ricky Jadi Petaka Bagi Elsa

Baca Juga: Walah, Kelompok Bersenjata Kembali berulah dengan Membakar Helikopter, Aparat Diintruksikan Siaga

Irisasi bersumber dari dua kemungkinan yaitu difraksi cahaya Matahari atau interferensi cahaya Matahari, yang terjadi pada butir-butir air atau kristal-kristal es mikro di bagian transparan dari awan.

Pada Irisasi tersebut, awan menghalangi pandangan kita ke Matahari.

Bagian tepi awan cukup tipis dan transparan, memungkinkan cahaya Matahari yang melintasinya terdifraksi atau terinterferensi.

"Karena bukan cahaya monokromatik (sinar dengan warna tunggal), maka difraksi atau interferensi cahaya Matahari tidak menghasilkan pola gelap dan terang sebagaimana halnya biasa dipraktikkan di laboratorium fisika. Melainkan membentuk warna-warna pelangi," tulisnya.

Baca Juga: Temani Waktu Sahurmu, Preman Pensiun 5 Akan Tayang Besok 13 April 2021, Simak Sinopsisnya di Sini

Baca Juga: Niat Bacaan Sholat Tarawih dan Sholat Witir Lengkap dengan Artinya

Fenomena ini mirip saat kita bermain gelembung sabun. Pada gelembung terlihat pendaran warna-warna pelangi. Itulah produk difraksi atau interferensi cahaya Matahari oleh lapisan tipis.

Ukuran kristal es menjadi penentu. Jika butir-butir kristalnya lebih besar (membentuk lempeng heksagonal), maka yang akan terjadi adalah lingkaran cahaya atau halo.

Irisasi produk difraksi terbentuk saat jarak sudut antara Matahari dan awan warna-warni tersebut < 10º. Sebaliknya jika > 10º maka interferensi lebih dominan.

Jadi interaksi cahaya Matahari dengan butir-butir air/kristal es dalam awan tak hanya menghasilkan halo Matahari yang populer itu. Namun juga bisa memproduksi Irisasi dan Pelangi Api.

Fenomena-fenomena ini dianggap sebagai pemandangan langit yang wajar sehingga tak pernah dimasukkan ke dalam laporan cuaca.

***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: Instagram @movreview

Tags

Terkini

Terpopuler