Pakar Sebut Parpol Koalisi yang Muji Jokowi Alami Ngabalinisasi, Ngabalin ke Rocky Gerung: Manusia Prasejarah

31 Agustus 2021, 12:43 WIB
Ali Mochtar Ngabalin dan Rocky Gerung. //Kolase foto dari ANTARA /


GALAMEDIA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin belum lama ini turut menanggapi perihal sindiran yang dilontarkan oleh pengamat politik, Rocky Gerung.

Diketahui, sebelumnya Rocky Gerung menyindir sejumlah Ketua Umum Partai Koalisi yang memuji kinerja Presiden Joko Widodo soal penanganan Covid-19.

Lebih jauh, Rocky Gerung mengungkapkan bahwa pujian dari parpol koalisi kepada Jokowi mirip seperti yang dilakukan oleh Ali Mochtar Ngabalin. Tak berhenti disitu, Rocky Gerung lantas menyebut fenomena tersebut dengan istilah Ngabalinisasi.

Baca Juga: Pasukan Terakhir AS Tinggalkan Afghanistan, Taliban Rayakan Kemerdekaan di Kabul

"Pada akhirnya, semua mengalami Ngabalinisasi. Itu juga agak ajaib karena sama seperti satu keluarga saling memuji," tutur Rocky Gerung.

Fenomena ketua umum parpol yang mati-matian memuji Jokowi, lantas disebut Rocky Gerung ingin bertahan dari jajaran kabinet.

"Kan gak mungkin orang di depan presiden mengucapkan hal yang tidak menyenangkan di kuping presiden. Kecuali orang nekat yang ingin cepat-cepat keluar dari kabinet," ucap Rocky Gerung.

Baca Juga: Spoiler Buku Harian Seorang Istri 31 Agustus 2021: Pesan Terakhir Fajar untuk Nana dan Dewa

Menanggapi sindiran Rocky Gerung tersebut, Ali Ngabalin lantas buka suara.
Melalui akun Twitter pribadinya @AliNgabalinNew, Tenaga Ahli Utama SKP tersebut menyebut Rocky Gerung sebagai profesor abal-abal.

"Rocky, Profesor abal-abal satu di antara manusia prasejarah yang tertinggal pada zaman modern," kata Ngabalin dilansir Galamedia dari akun Twitter @AliNgabalinNew pada Selasa, 31 Agustus 2021.

Baca Juga: Pindah Jam Tayang! Simak Spoiler Ikatan Cinta 31 Agustus 2021: Nino Bilang ke Elsa Dia Tahu Soal Reyna

Ngabalin juga menyinggung sikap Rocky Gerung yang dianggap dilandaskan pada sakit hati karena diberhentikan sebagai dosen di Universitas Indonesia.

"Kabarnya para pakar genetik sedang meneliti DNA makhluk berotak sungsang ini. Dendam dan sakit hatinya akibat berkepanjangan akibat frekuensi cinta dan kasihnya di bawah 200 hertz. Semoga kau tidak dilarikan ke ICU," ucap Ngabalin.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler