Didoktrin Pemerintah RI Thogut, Puluhan Anak di Garut Diduga Terpapar Faham Radikalisme NII

6 Oktober 2021, 21:00 WIB
Paham Negara Islam Indonesia (NII) gegerkan Garut, musyawarah pun digelar MUI dan pemerintah setempat di Kantor Kelurahan Sukamentri. /Kabar Priangan/Aep Hendy/


GALAMEDIA - Puluhan anak di bawah umur di Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut diduga telah direkrut dan masuk menjadi anggota aliran sesat Negara Islam Indonesia (NII). Hal tersebut diketahui setelah sejumlah orang tua mereka mengadu kepada pihak Kelurahan setempat.

Lurah Sukamentri, Suherman, mengatakan pihaknya telah kedatangan beberapa warga yang mengadu dan berkeluh kesah jika perilaku anaknya berubah, kadang melawan orang tua dan lebih meyakini gurunya dimana ia berkomunitas. Mereka pun menduga jika anaknya itu telah direkrut oleh kelompok garis keras NII.

"Ini berawal dari laporan warga dan keluhan orang tua yang menduga anaknya masuk NII, mulanya dari seorang remaja usia 15 tahun yang diduga telah menyimpang akidahnya," ujarnya, Rabu 6 Oktober 2021.

Baca Juga: RI Punya Utang Tersembunyi Rp246 T, Rocky Gerung: Ambisi Jokowi Untuk Bangun Infrastruktur Harus Dikurangi

Pihak kelurahan yang mendapat laporan tersebut, terang Suherman, kemudian langsung menggelar tabayyun dengan sejumlah pihak, di antaranya para tokoh agama dan MUI. Bahkan beberapa anak yang terindikasi sudah menjadi pengikut NII juga ikut dihadirkan.

Menurut Suherman, berdasarkan keterangan sejumlah anak, mereka mengaku telah dibaiat dan disyahadatkan kembali oleh seseorang. Mereka juga di doktrin bahwa Pemerintahan Indonesia saat ini merupakan pemerintahan yang Thogut.

"Ajarannya yang diterima ya menganggap NKRI ini jahiliyah atau thogut," ucapnya.

Setelah mengetahui hal tersebu, lanjut Suherman, pihaknya pun langsung melakukan pendataan. Hasilnya, diketahui ada 59 orang yang rata-rata merupakan usia remaja yang diduga telah dibaiat masuk NII.

Baca Juga: Said Aqil Siradj Berpotensi Jadi Ketua Umum PBNU Seumur Hidup, Tokoh NU: Please Pak Jangan Naik Lagi

"Hasil data sementara ada 59, enggak semua anak, ada juga orang dewasa," katanya.

Suherman menyebutkan, pihak kelurahan dengan dibantu instansi terkait sudah memfasilitasi mediasi antara orang tua dengan anak-anak yang diduga telah dibaiat tersebut dengan menandatangani perjanjian.

"Alhamdulillah, setelah melalui proses Tabayyun dari pengurus MUI dan tokoh setempat, anak tersebut bersedia kembali ke orang tua dan juga ajaran yang sesuai," ucapnya.

Suherman menuturkan, saat ini pihaknya bekerjasama dengan Polres Garut untuk menyelidiki asal muasal remaja tersebut terpapar paham radikalisme, dan juga dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) untuk memulihkan anak-anak tersebut.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler