Kok Bisa? Terbelah Sempurna bak Dipotong Laser, Batu Raksasa Gurun Saudi Al Naslaa Picu Perdebatan Sengit

8 Oktober 2021, 13:15 WIB
Olah foto flickr bonnie and john DailyMail /

GALAMEDIA - Mungkinkah alien mendarat di Arab Saudi ribuan tahun lalu?

Demikian pertanyaan yang muncul setelah temuan batu raksasa misterius Al Naslaa  yang penampakannya memicu spekulasi keberadaan mahkluk ruang angkasa di Timur Tengah.

Ini karena batu berukuran raksasa tadi terbagi dua dengan sempurna bak hasil potongan laser.

Baca Juga: Intai Kaum Pria, Kenali Gejala dan Bahaya Kanker Prostat Sejak Dini

Dikutip Galamedia dari DailyMail pekan ini, seorang ahli geologi mengatakan bisa jadi batu tadi terbagi dua akibat reaksi alami dari fenomena udara kawasan gurun.

Namun mereka yang menolak pendapat ini menyebut patahan batu Al Naslaa terlalu mulus dengan presisi luar biasa untuk dikatakan sebagai hasil fenomena alam.

Batu pasir Al Naslaa berada di oasis Tayma yang gersang di Arab Saudi dan kini menjadi objek favorit berfoto sekaligus topik perdebatan sengit di internet.

Baca Juga: Bukan Song Hye Kyo Ini Idol Korea yang Diburu Brand Elite Dunia, Difollow 13 Juta Warganet dalam Tiga Minggu

Batu Al Naslaa memiliki tinggi 9 meter dan lebar 7,6 meter  dengan petroglif atau pahatan menyerupai manusia dan kuda.

Namun dibanding fakta pahatan yang menghiasinya, warganet lebih tertarik membahas soal presisi patahannya.

Di forum Reddit, seorang pengguna, El_Hombre_Siniestro meyakini Al Naslaa merupakan bukti kehadiran alien. Keyakinannya ini didukung sesama pengguna reddit, Mrkim420, “Pasti alien!”

Baca Juga: Penculik Anak Ditangkap di Surabaya Bersama Korban, Kapolrestabes Bandung: Motif Pelaku Ingin Memiliki Anak

Ada juga yang berspekulasi patahan batu Al Naslaa merupakan ketidaksengajaan alien kala mengintifikasi planet asing.

Tepatnya ketika alien menggunakan laser pointer super untuk menandai planet yang secara random mereka temukan dan tanpa sengaja ikut memotong batu tadi menjadi dua.

Teori lainnya menyoroti kemungkinan fakta bahwa peradaban kuno lebih maju dari yang diperkirakan. Seperti diungkapkan pengguna bernama alias Ricopantalones.

Baca Juga: Lina Ruzhan: Milenial Harus Aktif, Kreatif, Inovatif, Supaya Dapat Bersaing Hadapi Berbagai Tantangan

Menolak mengaitkannya dengan alien, ia menyebut  Al Naslaa adalah bukti awal 'teknologi tinggi' dari masa lalu.

“Mengapa kita kaitkan dengan alien? Ada banyak bukti betapa teknologi kuno berada di level yang jauh lebih maju dari yang kita kira. Kita mungkin tidak berada di kurva tertinggi teknologi.”

Pendapat ini diiyakan NicholasPileggi yang membandingkan formasi Al Naslaa dengan piramida Mesir kuno 4.500 tahun lalu.

Baca Juga: RESMI Garena 60+ Kode Redeem FF Free Fire 8 Oktober 2021: Puluhan Ribu Diamond, Skin, Weapon

Ia mengklaim Al Naslaa dipotong dengan cara yang sama dengan apa pun yang dilakukan pembuat balok-balok piramida.

Benarkah?

Menanggapi beragam teori yang muncul, ahli geologi Cherry Lewis  kepada MailOnline Travel mengatakan sangat mungkin patahan Al Naslaa merupakan satu lagi keajaiban fenomena  alam.

Baca Juga: 18+ Kode Redem FF Aktif, Hari ini Jumat 08 Oktober 2021, Dapatkan Skin Langka Sekarang!

Lewis yang merupakan peneliti kehormatan di Universitas Bristol, mengakui  formasi batu Al Naslaa yang tidak biasa secara visual sangat luar biasa.

“Batu itu pecah karena proses yang disebut pelapukan freeze-thaw yang terjadi ketika air masuk ke celah kecil batu. Saat suhu turun, air membeku dan mengembang hingga memicu  retakan yang melebar dan memanjang,” paparnya.

Baca Juga: Pernikahan Siri Lesti Kejora dan Rizky Billar untuk Hindari Zina, Gus Miftah: Kenapa Gak Resmi Sekalian?

“Saat es mencair, air masuk semakin dalam ke celah. Proses ini berulang selama ribuan atau bahkan jutaan tahun hingga akhirnya batu terbelah."

"Proses ini, ditambah dengan erosi angin di lingkungan gurun, seperti sand blasting juga bisa menjelaskan mengapa batu itu tetap berdiri sendiri seperti itu.”

Lewis menambahkan  efek sand blasting atau ledakan pasir juga bisa menciptakan permukaan yang mulus.

Baca Juga: Tesla Bakal Pindahkan Kantor Pusatnya ke Texas, Gara-gara Elon Musk Kesal PPKM di San Fransisco?

Meski demikian Lewis tak menampik bagaimana peradaban masa lalu telah meninggalkan bukti “penciptaan” luar  biasa seperti Stone Henge dan patung-patung di Pulau Paskah dengan peralatan paling dasar.

Dalam kasus Al Naslaa, ia juga tidak mengesampingkan faktor fenomena alam atau kemungkinan lain seperti dalam proses pembuatan piramida atau Stone Henge.

“Mengingat peradaban masa lalu mampu menciptakan Stone Henge dan patung-patung seperti yang ada di Pulau Paskah dengan peralatan paling dasar, tampaknya tidak mustahil itu (batu Al Naslaa) juga dibuat oleh manusia,”katanya.

Baca Juga: Dituding Telantarkan Orangtua di Lampung, Gus Miftah: Logis Aja, Santri Saja Saya Urusin Masa Orangtua Kagak

Lalu apa teori Lewis untuk Al Naslaa?

“Sekilas retakannya terlihat seperti buatan, seperti permukaan depannya yang sangat halus. Tapi saya juga melihat dari foto ada retakan paralel di bagian belakang, jadi itu mungkin hasil proses alami.”

Ahli geologi dan geofisika Profesor Tim Reston dari Universitas Birmingham juga berbagi pendapat tentang formasi aneh Al Naslaa.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Jumat 8 Oktober 2021 Hari Ini: Antam dan UBS Naik Lagi

Kepada MailOnline Travel ua mengatakan retakan Al Naslaa mungkin saja sambungan yang merupakan patahan alami akinat pelepasan tekanan dan ekspansi.

“Terbentuk ketika batuannya lebih berlapis dan sekarang menjadi terbuka oleh erosi di sekitarnya.”

Di luar itu, batuan menakjubkan Al Naslaa   berjarak delapan jam dari Riyadh dan dapat diakses dengan mobil.

Baca Juga: Eksklusif 50 Kode Redeem FF Free Fire 8 Oktober 2021: Dapatkan Item Halloween Special Bulan Oktober

Penggalian arkeologi di daerah tersebut sebelumnya mengungkap keberadaan batu api yang berasal dari milenium ke-4 sebelum Masehi.

Kaya akan sejarah, Tayma adalah kediaman Raja Babilonia Nabonidus pada pertengahan abad ke-6 sebelum Masehi.

Oasis yang berada di jalur perdagangan dari Madinah modern ke Al-Jawf ini  kemudian menjadi tempat populer bagi para pedagang.

Baca Juga: Jaga Imunitas, Petugas Satpol PP dan Dishub Kota Bandung Dapat Sokongan Multivitamin dan Masker

Hamparan gurunnya dipetakan oleh Charles M. Doughty pada tahun 1877 kala  menggambarkan kunjungannya ke oasis Tayma dalam buku Travels In Arabia Deserta (1888).

Titik ini kemudian menarik penjelajah Prancis Charles Huber yang mengunjunginya pada tahun 1883.

That's all folks!***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler