Pengamat: Cara yang Dipilih Giring Buat PSI Jadi Bahan Tertawaan Publik dan Dianggap Mainkan Politik Adu Domba

26 Desember 2021, 11:08 WIB
Ketua Umum PSI Giring Ganesha. /YouTube Partai Solidaritas Indonesia/

GALAMEDIA – Gaya berpolitik yang ditunjukkan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha masih menjadi perbincangan hangat di kalangan publik.

Apalagi setelah Giring menyinggung sosok pembohong di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah pun membuka suara terkait hal ini.

Dedi mengaku paham dengan propaganda yang tengah dilakukan PSI dalam mencari pemilih baru.

Menurutnya, PSI berharap mendapat simpati dari kelompok yang sama-sama memusuhi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Baca Juga: 5 Kota dengan Universitas dan Biaya Hidup Termurah di Indonesia, Salah Satunya di Jawa Barat!

“Yakni dengan memilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai musuh dan berharap mendapat simpati dari kelompok yang sama-sama memusuhi Anies,” ungkapnya pada wartawan Minggu, 26 Desember 2021.

Meski begitu, Dedi menilai apa yang dilakukan Giring justru keliru. Kata dia, pidato eks vokalis band Nidji itu akan menjadi bumerang bagi PSI.

“PSI dalam satu titik akan dianggap memainkan politik adu domba, dan itu berbahaya bagi konstelasi demokrasi kita,” ujarnya.

Baca Juga: Thariq Halilintar Disebut-sebut Pengacara Doddy Sudrajat, Atta Halilintar Pasang Badan: Kami akan Menjaga!

Lebih lanjut, pengamat politik ini mengusulkan agar PSI kembali pada khittah pendiriannya, yakni menjadi parpol dengan orientasi generasi muda progresif.

Sedangkan gaya yang dilakukan Giring justru akan membuat PSI jauh dari perjuangan itu.

“Cara yang dipilih Giring hanya akan membuat PSI jadi bahan tertawaan publik. PSI hanya akan dianggap sebagai parpol tanpa kualitas gagasan dan intelektualitas,” pungkas Dedi.

Sebelumnya, dalam pembukaan acara puncak hari ulang tahun (HUT) ke-7 PSI, Giring menyinggung sosok yang tidak layak menggantikan Jokowi nanti.

Baca Juga: 17 Tahun Tsunami Aceh, Pemerintah Aceh Peringati Bencana Dahsyat 26 Desember 2004 dengan Kegiatan Ini

Menurutnya, kemajuan Indonesia akan terancam bila yang menggantikan Jokowi adalah sosok yang kerap menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang.

“Kemajuan akan terancam jika kelak yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada,” kata Giring, dalam sambutannya yang digelar secara virtual, Rabu, 22 Desember 2021.

Giring menuturkan, Indonesia akan menjadi suram jika dipimpin oleh seorang pembohong. Dia memberikan petunjuk orang yang dimaksud itu, yakni seseorang yang digantikan dalam kabinet Jokowi.

Baca Juga: Thailand vs Vietnam, Calon Lawan Indonesia Pada Final Piala AFF 29 Desember dan 1 Januari Mendatang

“Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” sambungnya.

Eks vokalis Nidji ini menegaskan PSI tidak akan mendukung sosok yang dimaksud tersebut. PSI tegas akan menjadi oposisi jika tokoh yang dimaksud itu terpilih menjadi presiden.

“PSI menarik garis tegas, Pak, tidak berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara, termasuk dengan memperalat agama, main mata, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran, menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik,” tandasnya. ***

 

Editor: Muhammad Ibrahim

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler