Percuma Divaksin? Kemenkes Tegaskan Kasus Omicron Mayoritas Berasal dari Orang yang Divaksinasi Lengkap!

10 Januari 2022, 17:43 WIB
Ilustrasi varian Omicron. /Pixabay.com /

GALAMEDIA - Kabar mengejutkan kembali menimpa Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, mayoritas kasus terinfeksi varian Omicron berasal dari orang-orang yang sudah divaksinasi lengkap.

Menurut Kemenkes, tak hanya didominasi orang yang sudah divaksinasi lengkap, kasus infeksi Omicron di Indonesia juga disebut tak bergejala hingga miliki gejala ringan saja.

Berdasarkan penuturan Juru Bicara (Jubir) vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, kondisi tersebut dikarenakan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19 varian Omicron.

Meksi begitu, dikatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, vaksinasi saja belum cukup.

Baca Juga: Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak Jatuh di Kepulauan Seribu, 62 Orang Tewas pada 9 Januari 2021

Untuk memastikan aman dari paparan virus covid-19 tersebut harus dibersamai dnegan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

"Namun, upaya vaksinasi saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain," ucap Siti dilasnir Galamedia dari laman PMJ News pada Senin, 10 Januari 2022.

Lebih lanjut Nadia menjelaskan, secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.

Serta mayoritas kasus yang dikonfirmasi terinfeksi omicron adalah mereka yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 lengkap.

Baca Juga: Bu Cinta Ditanya Soal Kesiapan jadi Ibu Negara, Ridwan Kamil Menjawab: Kalau Takdir, Bismillah

Terhitung 99 persen kasus omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.

Adapun juga 97 persen kasus ini didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

Nadia juga merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien asimtomatik dan gejala ringan.

Contohnya seperti penambahan obat molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.

"Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit," ucap Siti Nadia Tirmizi.

Baca Juga: Dua Kasus Pembunuhan Terjadi di Kota Bandung, Polisi Langsung Bekuk Pelaku

Tak hanya itu, Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan oksigen konsentrator atau isotank di daerah dengan peningkatan kasus perawatan, seperti di daerah Jakarta, Jawa Barat, dan juga Sulawesi Utara.

Nadia juga menyebutkan gejala yang paling banyak dialami adalah batuk dan disertai pilek, dari kebanyakan kasus omicron.

"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek," ungkap Siti Nadia Tarmizi.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler