LAKRI dan Laskar Siliwangi Indonesia Pertemukan Para Tokoh Bahas Keragaman Budaya

14 Februari 2022, 22:22 WIB
LAKRI dan Laskar Siliwangi Indonesia Pertemukan Para Tokoh Bahas Keragaman Budaya./Darma Legi/Galamedia /

GALAMEDIA - Guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman perpecahan dan menjaga warisan budaya nasional, Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia (LAKRI) dan Laskar Siliwangi Indonesia (LSI) gelar temu para tokoh nasional di Desa Bojong Cibodas, Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 13 Februari 2022.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina Adat Laskar Siliwangi (LSI) Irjen Pol. (Purn) Anton Charlian menyatakan, saat ini banyak ancaman yang merongrong persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bukan hanya itu, ancaman juga datang dan mengoyak budaya serta keragaman Indonesia.

Dikatakan Anton, ancaman tersebut muncul dari kelompok-kelompok yang tidak mengakui Pancasila serta NKRI, yang memakai kedok agama.

Hal tersebut harus segera disikapi oleh berbagai elemen anak bangsa, untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

Baca Juga: Omicron Merajalela! Tatap Muka Lebih dari 15 Menit Sudah Tergolong Kontak Erat

"Sekarang ancaman negara yang tidak mengakui Pancasila, NKRI dan dasar kebangsaan. Agama dijual untuk merebut kekuasaan. Salah satu tolak ukurnya di mana? Tepatnya bulan Januari ini di Garut. Ada yang memproklamirkan negara di luar Indonesia," ucap Anton disela acara Temu Tokoh Nasional Gerakan Indonesia Damai.

Ditambahkan mantan Kapolda Jawa Barat ini, rasa nasionalisme masyarakat kini rendah, sehingga ancaman yang bakal menggangu keutuhan NKRI bermunculan.

"Disinyalir akibat rendahnya rasa nasionalisme. Ketika ada ancaman bagi bangsa dan negara, masa kita diam saja. Dimana rasa nasionalisme kita, dimana rasa cinta tanah air kita. Jangan sampai dibilang masih ada di Indonesia ini orang-orang nasionalis, cinta tanah air. Saya yakin banyak, tapi pas tidur," tegas Anton.

Ia pun mengajak masyarakat yang cinta nasionalisme, cinta tanah air untuk bangkit, bersatu melawan ancaman tersebut.

Baca Juga: Anggota DPR RI Ini Prediksi Harga Tahu dan Tempe Bakal Naik Jelang Ramadan, Berikut Penjelasannya

Pada kesempatan yang sama, Ketua PMI Jawa Barat Irjen Pol. Adang Rochjana yang juga salah seorang tokoh Sunda mengatakan, pemahaman dan ajaran Pancasila yang harus diterapkan di semua elemen masyarakat hingga pimpinan di negeri ini.

"Kalau kita jadi pemimpin jadilah pemimpin yang 'sanes waos tapi buktos (bukan hanya janji tapi bukti). Jadilah kita memberikan suritauladan. Kami juga ingin mendorong mendorong memberikan contoh bahwa kita bisa bersatu. Peganglah Pancasila dengan benar dan Insyaallah nanti akan berhasil dengan baik," ucap Adang.

Sementara Sekjen Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia (LAKRI) dan Laskar Siliwangi Indonesia (LSI) Bejo Sumantoro mengatakan, tidak tinggal diam dengan adanya berbagai ancaman yang dapat menggangu keutuhan bangsa dan negara serta keragaman Indonesia.

"Kami tidak tinggal diam. Kami akan mengawasi dan mengawasi kelompok radikal maupun toleransi yang bertolak belakang dengan Pancasila dan NKRI," ucapnya.

Baca Juga: Dampak Mulai Terasa, Elektabilitas Ganjar Pranowo Tergerus Dikalahkan Anies dan Prabowo

Ia pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI, dari rongrongan kelompok-kelompok yang bertolak belakang dengan Pancasila.

Sementara Penasehat LAKRI, Sandy Nayoan menambahkan, Pancasila harus benar-benar dihayati dan diimplementasikan, salah satunya melalui sosial media.

“Jangan sampai di sosial media masih ada konten-konten yang membuat kita saling bermusuhan, membahas perbedaan agama, ras, suku dan golongan, yang dapat memecah belah persatuan,” pungkas Sandy Nayoan.

Perlu diketahui, kegiatan Temu Tokoh Nasional Gerakan Indonesia Damai bertajuk, “Keberagaman dalam Satu Indonesia – Menuju Gerakan Bandung Lautan Iket”, juga dimeriahkan dengan kegiatan “Gerakan Jaga Pusaka Indonesia” bersama Museum Pusaka Indonesia yang memamerkan 75 Pusaka Indonesia, di antaranya golok, gobang, pedang, dan keris.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler