Harga Minyak Goreng Melambung, BI Bilang Begini: Perlahan Turun, Butuh Waktu

16 Maret 2022, 18:40 WIB
Ilustrasi minyak goreng. Harga Minyak Goreng Melambung, BI Bilang Begini: Perlahan Turun, Butuh Waktu. /Antara/Jessica Helena Wuysang/

GALAMEDIA - Harga minyak goreng saat ini melambung tinggi dan menyulitkan masyarakat. Sebelumnya, minyak goreng langka ditemukan di pasaran.

Bank Indonesia (BI) pun angkat bicara. BI memperkirakan harga minyak goreng kembali normal jelang bulan puasa menyusul makin tingginya suplai di pasaran.

Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta, Nugroho Joko Prastowo mengatakan, saat ini masih dilakukan pengolahan kelapa sawit di pabrikan menyusul aturan kewajiban eksportir untuk ikut memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Baca Juga: Persipura Ngamuk Ngotot Keluar dari Zona Degradasi, Perebutan Juara Liga 1 Sisakan Bali United-Persib

"Saat ini kita bersaing dengan harga internasional yang naik pesat sehingga ekspor lebih menguntungkan buat eksportir (jika mengirim) CPO (kelapa sawit) sehingga (eksportir) dipaksa dengan (aturan ) DMO 20 persen, tetapi kan perlu diolah," katanya, di Solo, Rabu, 16 Maret 2022.

Menurut dia, domestic market obligation (DMO) sebesar 20 persen dari ekspor tersebut masih dalam bentuk material mentah sehingga harus dimasukkan ke pabrik terlebih dahulu untuk diolah.

"Baru kemudian dari pabrik didistribusikan (ke pasar) sehingga perlu waktu," tambahnya dikutip dari Antara.

Ia mengatakan setelah komoditas kelapa sawit tersebut diolah menjadi minyak goreng otomatis suplai minyak goreng di pasaran yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) lebih banyak.

Baca Juga: Tersisa Bali United dan Persib, Bhayangkara FC Dipastikan Terlempar dari Persaingan Juara Liga 1

"Otomatis juga stok lama harus menjual dengan harga agak turun karena selama ini masalahnya sebetulnya masih ada stok lama yang nggak mau dijual sesuai HET. Tetapi ada nggak di pasar (minyak goreng)? Ada," katanya.

Dengan bertambahnya suplai di pasaran, ia memperkirakan harga minyak goreng mampu kembali sesuai HET.

"Perlahan-lahan bisa turun, butuh waktu," katanya.

Sementara itu, ia mengatakan permasalahan minyak goreng yang harganya hingga saat ini masih cukup tinggi tidak hanya terjadi di Kota Solo tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Jelang MOTOGP MANDALIKA 2022, Antrean Penukaran Tiket Mengular, Polisi: Ujungnya Kami Jadi 'Pemadam Kebakaran'

Untuk di Solo, hingga saat ini kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng sebagian dicukupi oleh operasi pasar baik yang dilakukan di tingkat kecamatan maupun pasar.

Sebelumnya, ribuan liter minyak goreng disalurkan oleh Dinas Perdagangan Kota Surakarta bekerja sama dengan Bulog dan perusahaan swasta untuk masyarakat yang membutuhkan.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan untuk operasi pasar tersebut Pemkot Surakarta menggandeng tujuh pemasok, yakni lima perusahaan swasta ditambah Pedaringan dan Bulog.

"Semua dijual dengan harga Rp14.000/liter, sesuai dengan ketentuan," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler