Chat GPT dalam Dunia Pendidikan, Akankah Menjadi Ancaman atau Tantangan? (Bagian Pertama)

20 Februari 2023, 12:30 WIB
Chat GPT dalam Dunia Pendidikan./unsplash @Zacwolff /

GALAMEDIANEWS - Pakar mengatakan chatbot kecerdasan buatan seperti ChatGPT mengubah cara belajar dan pengajaran.

Kecerdasan buatan ini mampu menghasilkan tulisan akademik yang tampak sempurna. Apakah ChatGPT merupakan ancaman, tantangan atau keduanya ?

Mengutip dari DW, Senin, ketika pertama kalinya Doris Wessels menggunakan ChatGPT hal tersebut dirasakannya seperti momen magis.

Baca Juga: Dosen UII Yogyakarta, Ahmad Munasir Terdeteksi Memasuki Wilayah Boston Amerika Serikat

Perkataan tersebut muncul dari seorang profesor bisnis informatika yang sudah meneliti Artificial Inteligent (AI) dan dampaknya terhadap pendidikan selama bertahun-tahun.

Tentang ChatGPT

ChatGPT dari AI dirilis ke publik pada tanggal 30 November 2022, oleh sebuah perusahaan bernama OpenAI. Siapa pun dapat berinteraksi dengan ChatGPT melalui browser internet.

Seseorang bisa bertanya atau memberikan arahan dan ChatGPT akan meresponnya ( untuk hampir semua hal). Dalam waktu 5 hari setelah dirilis, 1 juta orang telah mendaftar untuk menggunakannya. ChatGPT mengklaim mampu menjelaskan, memprogram dan debat seperti layaknya manusia.

Wessel dari Universitas Kiel yang berbasis ilmu pengetahuan terapan, terkagum-kagum dengan teknologi tersebut. "Seperti memasuki dunia lain," ujarnya.

Baca Juga: 15 Link Nonton Film dan Download situs Legal Full HD Sub Indo, Pengganti LK21, Rebahin dan Indo XXI, Klik Saja

Mike Sharples, professor emeritus dari Open University di Inggris Raya telah melihat "terobosan besar" selama 40 tahun berkarir dalam kecerdasan buatan termasuk pendahulunya ChatGPT yaitu GPT-3. Sharples memperingatkan, "GPT mendemokratisasikan plagiarisme".

Beberapa mahasiswa pun secara terbuka mengatakan dirinya sebagai pengguna ChatGPT ketika membuat tulisan dan memperoleh bahasa akademis yang sempurna. Tindakan tersebut serupa dengan ghostwriting. Namun, terdapat contoh yang menunjukkan kalau jawaban dari ChatGPT secara faktual tidak selalu tepat.

Apakah ChatGPT merupakan ancaman bagi pendidikan di universitas ?

ChatGPT dapat dipergunakan untuk makalah penelitian. Sharples mengatakan AI menghasilkan artikel ilmiah yang dapat "lolos tinjauan akdemik pertama".

Baca Juga: Pantai Boom Tuban, Destinasi Wisata Cantik Bekas Pelabuhan Kerajaan Majapahit

Hal ini mengkhawatirkan bagi Wessel, oleh sebab universitas dalam bahaya karena dapat tertinggal. Sementara di sisi lain, terdapat industri perangkat lunak yang sedang mengembangkan kemampuan melebihi sistem AI. Serta, mahasiswa yang menggunakan AI dalam pendidikan lebih mampu menerima perkembangannya daripada dosen.

Terkadang, mahasiswa mempelajari AI dengan cepat dan secara real time melalui media sosial serta mau mencoba menggunakan metode baru. Sedangkan, staf akademik dan profesor lebih lambat dalam menyerap ilmu baru tersebut dan malah tidak mau melakukan perubahan.

Wessel melihat "kemungkinan skenario terburuk" yang tidak dapat diduga oleh profesor yang berpikir mereka sudah mengajar mahasiswa dengan maksimal apabila tugas yang mahasiswa kumpulkan tanpa kesalahan. Padahal faktanya, yang mengerjakan adalah ChatGPT atau sistem yang serupa. ***

Editor: Reza Rafaeza

Sumber: DW

Tags

Terkini

Terpopuler