Israel Dikecam, Penghancuran Tempat Karantina Milik Palestina Perburuk Penanganan Covid-19

22 Juli 2020, 13:45 WIB
Bilik tes Covid-9 di Kota Jenin dan pusat karantina di Kota Hebron Palestina dihancurkan pasukan Israel tanpa alasan yang jelas., hingga membuat warga Palestina terluka setelah terjadi bentrokan. //Anadolu Agency

GALAMEDIA - Pasukan Israel pada Selasa, 21 Juli 2020 kembali melakukan serangan ke wilayah Palestina. Israel menghancurkan sebuah bangunan yang digunakan sebagai pusat karantina bagi orang-orang yang diduga tertular virus corona di kota Hebron, Tepi Barat.

Aksi yang dilakukan Israel pun mendapat kecaman. Utusan khusus PBB untuk perdamaian Timur Tengah, Nickolay Mladenov kepada Dewan Keamanan (DK) menyatakan, apa yang dilakukan Israel sangat merugikan, terutama terkait penanganan Covid-19.

Langkah Israel itu bagian dari upaya mereka menganeksasi wilayah Tepi Barat.

Baca Juga: Baru Pulang dari Amerika, Boy William Langsung Diperiksa Polisi

"Sayangnya, situasi di lapangan dengan cepat dipengaruhi oleh peningkatan tajam kasus Covid-19 di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, serta di Israel," kata Mladenov.

"Saya juga prihatin bahwa kita telah mundur jauh dari koordinasi yang terjalin pada awal tahun, saat gelombang pertama virus menyerang," kata dia.

"Situasi ini bisa berakibat serius pada kemampuan untuk mengendalikan penyebaran virus dan dampaknya pada kehidupan masyarakat," sambung Mladenov.

Baca Juga: Miliki Ratusan Butir Peluru dan Dua Senpi Laras Panjang Ilegal, AS Harus Berurusan dengan Polisi

Di tengah keadaan itu, katanya, PBB telah menawarkan untuk meningkatkan perannya sebagai perantara antara kedua pihak. Termasuk dalam membantu merespons virus corona dan memberikan rujukan bagi pasien dari Jalur Gaza yang terkepung.

"Namun demikian, ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan oleh PBB dan organisasi lain. Setiap peningkatan tanggung jawab dalam konteks ini harus dibatasi dan diberi tenggat waktu," paparnya.

Penduduk di Hebron mengatakan pihak berwenang Israel mengklaim kurangnya izin bangunan untuk meratakan bangunan seluas 700 meter itu.

Baca Juga: Tik Tok Akan Rekrut 10.000 Karyawan Di Amerika Serikat dan London Dijadikan Pusatnya

"Pusat (karantina) itu sedang dipersiapkan selama tiga bulan terakhir. Pendudukan Israel sepertinya berusaha menyebarkan virus di kota," kata pemilik bangunan, Raed Meswada, kepada Anadolu Agency.

Meswada mengatakan pembongkaran pusat karantina itu adalah bukti bahwa pendudukan Israel tidak peduli dengan wabah virus, yang tidak membedakan antara Palestina dan Israel.

Baca Juga: Ngaku Pukul Johnny Deep, Bintang The Playboy Club Ungkap Tudingan Perselingkuhan Dengan Elon Musk

Ditulis Antara, Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa, 21 Juli 2020 mengonfirmasi dua kematian dan 400 kasus Covid-19 di Tepi Barat selama 24 jam terakhir, termasuk 119 kasus di Hebron.

Hitungan di Tepi Barat dan Jalur Gaza sekarang mencapai 10.923 kasus, termasuk 67 kematian. Sementara otoritas kesehatan Israel pada Senin, 20 Juli 2020 melaporkan 951 kasus dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kasus negara itu menjadi 50.714, termasuk 409 kematian.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler