Pengangguran dan Kasus Covid-19 Meningkat, Perdana Menteri Israel Dituntut Mundur

- 19 Juli 2020, 21:56 WIB
Demontrasi warga Israel. (Antara)
Demontrasi warga Israel. (Antara) /

GALAMEDIA - Protes terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas dugaan korupsi dan penanganannya terhadap krisis virus corona terus meningkat. Warga Israel sangat terpukul  dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan meningkatnya kasus Covid-19.

Kemarahan publik semakin diperparah dengan dugaan korupsi terhadap Netanyahu, yang diadili pada bulan Mei dengan tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Netanyahu membantah semua tuduhan itu.

Di Yerusalem ratusan orang berkumpul di luar kediaman perdana menteri dan kemudian berbaris di jalan-jalan, Sabtu 18 Juli 2020, menyerukan pengunduran diri Netanyahu ketika polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan kerumunan. Setidaknya dua orang ditangkap, kata polisi.

Baca Juga: GP Spanyol Milik Fabio Quartararo, Rossi dan Marquez Gagal Selesaikan Lomba

Di Tel Aviv, pusat komersial Israel, ribuan orang berkumpul di tepi pantai, menuntut bantuan negara yang lebih baik untuk bisnis yang dirugikan oleh aturan pembatasan virus corona dan kepada orang-orang yang kehilangan pekerjaan atau telah diberhentikan dengan cuti yang tidak dibayar.

Reshet TV News seperti dilansirkan Antara, Minggu 19 Juli 2020, melaporkan polisi di Tel Aviv menggunakan gas air mata untuk mencoba membubarkan para demonstran yang berbaris di jalan-jalan. Stasiun televisi itu menyiarkan rekaman bentrokan para pengunjuk rasa dengan polisi.

Israel membuka kembali sekolah-sekolah dan banyak bisnis pada Mei dan mencabut pembatasan-pembatasan guna melandaikan kurva penularan kasus, setelah penguncian sebagian diberlakukan pada Maret.

Baca Juga: Memuat Musik Linkin Park, Twitter Nonaktifkan Cuitan Trump

Tetapi dengan tingkat infeksi meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir, banyak ahli kesehatan masyarakat mengatakan pemerintah telah bergerak terlalu cepat sementara mengabaikan langkah-langkah epidemiologis yang diperlukan untuk mengendalikan pandemi setelah ekonomi dibuka kembali.

Sebuah jajak pendapat oleh Lembaga Demokrasi Israel pada Selasa 14 Juli 2020 mencatat hanya 29,5 persen kepercayaan publik terhadap Netanyahu dalam menangani krisis kesehatan itu.

Netanyahu telah mengumumkan banyak paket bantuan ekonomi, beberapa di antaranya lambat untuk dijalankan, sementara yang lain telah menuai kritik karena tidak efektif.

Baca Juga: Soal Penutupan Jalan di Bandung, Kasat Lantas: Ada Fenomena Masyarakat Lupa Bahaya Covid-19

Israel, dengan populasi 9 juta, telah melaporkan hampir 50.000 kasus dan 400 kematian akibat Covid-19. ***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x