GALAMEDIA - Saat berunjuk rasa di pinggiran Kota Nablus untuk menentang rencana pencaplokan Tepi Barat oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu, puluhan warga Palestina diserang Tentara Israel. Mereka mengalami luka dalam bentrokan dengan tentara Israel, Jumat (17/7/2020).
Beberapa sumber medis Palestina menyebut, tentara Israel menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Para korban umumnya mengalami luka tembak peluru karet serta sesak napas akibat menghirup gas air mata.
Seperti diketahui, warga Palestina rutin menggelar demonstrasi setiap pekan di bawah kelompok Komisi Nasional untuk Perlawananan Tembok dan Permukiman (NCRWS), setelah pemerintahan Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana pencaplokan sepertiga wilayah Tepi Barat.
Baca Juga: Rekaman CCTV Dekat TKP Yodi Prabowo Terhapus, Hasil Laboratorium Forensik Jadi Kunci Pengungkapan
Rencana itu sejalan dengan usulan proposal perdamaian yang digagas pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Israel berhak atas wilayah Tepi Barat, keputusan yang bertentangan dengan hukum internasional.
Dikutip dari Xinhua Sabtu (18/7/2020), Ketua komisi Walid Assaf mengatakan, demonstrasi pada Jumat berlangsung damai, namun dibubarkan tentara Israel menggunakan senjata. Mereka menentang keputusan Israel membangun pos permukiman di puncak Gunung Ebal, Nablus.
Di Jalur Gaza, kelompok perlawanan Jihad Islam menggelar pawai menolak rencana Israel untuk mencaplok di Tepi Barat serta kebijakan-kebijakan Israel di Yerusalem Timur.
Baca Juga: Bertambah, Pasien Positif di Klaster Secapa AD Bandung per Hari Ini Ada 849 Orang
Pemimpin Jihad Islam Khader Habib memperingatkan Israel untuk tidak menutup Gerbang Al Rahma di Yerusalem Timur, apalagi mengubahnya jadi sinagog.***