Bumi Siliwangi, Gedung Bersejarah yang Menjadi Ikon UPI Bandung

1 Juli 2023, 10:09 WIB
Gedung bersejarah, bekas Villa bangsawan Belanda, kini menjadi ikon UPI Bandung./ www.bandung.go.id /

GALAMEDIANEWS – Bumi Siliwangi adalah nama gedung rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang bersejarah. Bentuknya yang unik dan kandungan sejarah yang kental di dalamnya, menjadikan gedung ini sebagai ikon kampus UPI Bandung.

 

Heboh pemberitaan di jagat maya, soal kostum wisuda yang menyerupai cosplay Cobra, yang dikenakan para lulusan UPI Bandung, pada pekan lalu, membuat tingginya rasa penasaran warganet terhadap salah satu kampus Negeri di Kota Bandung ini.

Selain menciptakan kostum toga yang unik, ternyata UPI juga miliki gedung bersejarah dengan bentuk yang unik sebagai ikon kampusnya. Gedung bercat putih dengan bentuk lengkungan di setiap sudutnya membuat gedung yang dahulu bernama Villa Isola ini begitu artistik, kental dengan gaya Art Deco Belanda.

Gedung bersejarah itu kini dikenal dengan nama Gedung Bumi Siliwangi, dan masih berdiri kokoh di jalan Dr. Setiabudhi Bandung.

Baca Juga: BMC Bandoengsche Melk Centrale, Sejarah Peradaban Susu Sapi Perah di Bandung

 

Dikutip dari buku "Dari Villa Isola Ke Bumi Siliwangi" karya Sudarsono Katam dan Lulus Abadi, Villa Isola, milik Dominique Willem Berretty, pendiri agen pers Aneta di Hindia Belanda ini dibangun pada tahun 1933, oleh arsitek Belanda, Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker.

Selain sebagai arsitek handal, Wolff Schoemaker juga seorang guru besar arsitektur dan rektor ketujuh Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung).

Pada sebuah publikasi khusus di masa Hindia Belanda, ditulis oleh seorang arsitek Belanda, Ir. W. Leimei bahwa ketika urbanisasi mulai terjadi, banyak orang mendirikan Villa di pinggiran kota dengan gaya arsitektur yang klasik dan khas.

Gaya arsitektur yang beradaptasi dengan alam dengan jendela besar dan ventilasi udara yang baik juga dianut oleh Villa Isola, sebagai rumah tinggal keluarga kaya raya, D. Willem Berretty.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Destinasi Wisata Sejarah di Karawang, Nomor 1 Cikal-bakal Kemerdekaan Indonesia

 

Berlokasi di dataran tinggi, di sisi kiri jalan menuju Lembang dan menghadap langsung ke Gunung Tangkuban Parahu sebagai permintaan khusus sang empunya Villa, menjadikan Villa ini tercatat sebagai tempat tinggal termegah saat itu.

Humas Kota Bandung, menyebutkan dalam artikelnya yang berjudul “Menilik Sejarah Villa Isola Bandung” melalui situs resminya www.bandung.go.id bahwa pada kisaran tahun 1920 sampai dengan 1940, kota Bandung menjadi laboratorium arsitek Belanda.

Banyak arsitek Belanda yang mengeksplorasi kemampuannya di kota ini. Oleh sebab itu banyak ditemukan bangunan di kota Bandung yang menyadur gaya Art Deco Belanda yang divariasikan dengan kearifan lokal wilayah setempat, termasuk Villa Isola.

Gedung ini berarsitektur modern dengan memasukkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik utara-selatan seperti halnya Gedung Utama ITB dan Gedung Sate.

Orientasi kosmik ini diperkuat dengan taman memanjang di depan gedung ini yang tegak lurus dengan sumbu melintang bangunan ke arah Gunung Tangkuban Perahu.

 

Schoemaker banyak memadukan falsafah arsitektur tradisional dengan modern dalam bangunan ini. Secara konsisten, ia menerapkannya mulai dari kesatuan dengan lingkungan, orientasi kosmik utara dan selatan, bentuk dan pemanfaatan sinar matahari untuk mendapat efek bayangan yang memperindah bangunan.

Pembangunan Villa Isola terbilang singkat, berkat kerjasama yang baik antara biro arsitek, kontraktor, arsitek, pengawas teknik, dan para mandor serta 700 pekerja bangunan.

Setelah kematian Dominique Willem Berratty, Villa Isola sempat berpindah tangan kepada pemilik hotel Savoy Homman saat itu yaitu Rr. J. Van Es, dan dijadikan hotel. Sebelumnya, Villa Isola juga sempat dijadikan kantor komandan divisi tentara Hindia Belanda yang menguasai Kota Bandung.

Lalu, pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai kediaman sementara Jendral Hitoshi Imamura saat menjelang Perjanjian Kalijati dengan Pemerintah terakhir Hindia Belanda di Kalijati, Subang, Maret 1942. Juga sebagai markas tentara dan tempat penyimpanan peralatan perang tentara Belanda yang disita oleh Jepang.

Baca Juga: Hari Yoga Internasional 21 Juni 2023: Sejarah dan Manfaat Penting Yoga

 

Saat ini, kondisi Villa Isola, atau Gedung Bumi Siliwangi terawat dengan baik, dan masih berfungsi sebagai gedung sekretariat dan rektorat UPI Bandung.***

 

Editor: Feby Syarifah

Tags

Terkini

Terpopuler