GALAMEDIANEWS - Agustus menjadi bulan yang istimewa bagi komunitas Torja di Panggala, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Tepat di bulan ini mereka akan menggali kembali makam para kerabat yang telah meninggal untuk memberikan penghormatan.
Dikutip Galamedianews dari DailyMail, Rabu (26 Agustus 2020) penghormatan bagi arwah yang telah meninggal dilakukan dengan mengganti pakaian jasad yang telah dimumifikasi. Meyakini kehidupan setelah kematian, ritual ini dianggap sebagai perayaan akan anugerah kehidupan.
Baca Juga: Cerita Santri Soal Sedekah Makan Santri dari Ederra Indonesia
Selain itu, proses membersihkan peti mati di momen tahunan ini dilakukan layaknya pemakaman kedua. Seperti yang telah dilakukan turun temurun setiap Agustus warga Torja ramai-ramai mendandani jenazah kerabat mereka.
Jasad yang diawetkan itu pun diajak berbicara dan difoto bersama dalam pakaian baru. Ritual kematian di Toraja dianggap sebagai perayaan kehidupan terbesar oleh warga yang percaya bahwa hubungan antara hidup dan mati tidak terbatas.
Baca Juga: UPI Terima 2.800 Mahasiswa Jalur SM dan 238 PI
Tradisi ini mengakar dalam budaya masyarakat Toraja meskipun mereka merupakan komunitas Kristen Protestan.
Sesuai tradisi, ketika orang yang dicintai meninggal, maka keluarga terlebih dahulu menyimpan jasad selama berbulan-bulan bahkan terkadang hingga bertahun-tahun. Baik di rumah maupun tongkonan, bangunan khusus yang dirancang untuk menampung orang mati.
Hal tersebut memungkinkan dengan mumifikasi jenazah. Sebelum pemakaman dilakukan, selama masa berkabung, keluarga menabung guna mempersiapkan kebutuhan penguburan dan berinteraksi dengan jenazah seolah-olah mereka masih hidup.
Baca Juga: Kisah Nabi Ismail AS: Sempat Punya Istri Angkuh
Komunitas Torja menganggap kematian sebagai aspek terpenting dalam hidup. Tak sedikit yang rela terjerat utang demi memenuhi semua ritual pemakaman. Kunjungan tahunan pada kerabat dianggap sebagai pemakaman kedua di mana mereka membersihkan atau mengganti peti mati untuk mencegah jenazah membusuk.
Setelah menghabiskan waktu dengan jasad dan mendandani kembali dengan pakaian baru serta membersihkan peti mati, jasad-jasad tadi dimakamkan lagi dengan menyertakan hadiah di dalam peti yang berornamen dan berwarna-warni.
Baca Juga: Yoga Novan Laporkan Kejadian Penembakan pada Dirinya, Polisi Langsung Gerak Cepat
Kepala salah satu komunitas Toraja, AMAN, Eric Crystal Rante Allo kepada The Sydney Morning Herald mengatakan, meskipun mungkin ritual ini tampak aneh bagi orang luar tapi bagi mereka ritual kematian merupakan bagian penting dari budaya.
“Orang Toraja percaya roh orang mati hidup di antara kita yang hidup, menjaga, memberkati kita,’ katanya. Karena itulah, sebelum ritual penguburan dilakukan, mereka disebut to'makula atau hanya sakit, belum meninggal.
Orang Toraja sangat menghormati mereka yang meninggal. Ritual pun tak menghalangi mereka yang ingin ikut menyaksikan. Pengunjung dipersilakan untuk datang selama bulan ritual yaitu Agustus dan dapat ikut ambil bagian dalam perayaan ini.***