Momentum Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS: Data PDB dan Klaim Pengangguran AS Meningkat Diluar Ekspektasi

28 Juli 2023, 14:37 WIB
Momentum Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS /antara /

GALAMEDIANEWS - Para analis pasar uang, termasuk Ariston Tjendra, menyoroti peristiwa menarik di pasar keuangan yang terjadi baru-baru ini. Rupiah, mata uang nasional Indonesia, diketahui mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Penyebab utama di balik pelemahan ini adalah data ekonomi AS yang ternyata jauh lebih positif dari yang diharapkan. Secara khusus, data produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,4 persen, melampaui ekspektasi yang hanya sebesar 1,8 persen.

Selain itu, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS juga mengejutkan dengan hanya mencapai 221 ribu, sementara ekspektasi sebelumnya mencapai 235 ribu.

Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, menyampaikan pandangannya terhadap situasi ini. Menurutnya, data ekonomi AS yang membaik secara signifikan akan memberikan dukungan kuat bagi kebijakan suku bunga tinggi AS.

Bahkan, pandangan optimis ini membuka ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan satu kali lagi pada tahun ini.

Akibat dari perkembangan tersebut, terjadi peningkatan yield obligasi pemerintah AS. Hal ini menandakan bahwa pasar memperkirakan ada kenaikan suku bunga acuan AS ke depan.

Sentimen seperti ini berkontribusi pada menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap berbagai mata uang utama, termasuk rupiah.

Sebagai akibat dari situasi ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan sebesar 0,43 persen atau 65 poin. Pada Jumat pagi di Jakarta, kurs rupiah ditransaksikan sebesar Rp15.065 per dolar AS, berbeda dari sebelumnya yang berada di level Rp15.000 per dolar AS.

Selain itu, dolar AS juga menguat secara signifikan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, ditunjukkan oleh kenaikan indeks dolar sebesar 0,86 persen menjadi 101,7678 pada akhir perdagangan.

Kondisi ini terjadi setelah rilis data ekonomi AS yang jauh lebih baik dari perkiraan, yang mengecewakan ekspektasi para investor untuk kebijakan moneter yang lebih cenderung dovish dari The Fed.

Kondisi pasar keuangan global menjadi semakin menarik untuk dipantau, terutama karena dampaknya yang dapat dirasakan di seluruh dunia.

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS merupakan salah satu contoh nyata bagaimana pergerakan data ekonomi dari suatu negara, khususnya AS sebagai ekonomi terbesar di dunia, dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang dan menyebabkan ketidakstabilan di pasar keuangan regional maupun global. 

Para pelaku pasar, termasuk investor dan pelaku bisnis, perlu mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi dan memperhatikan berita-berita terkini untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi volatilitas pasar.***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler