Ubi Jalar Asal Arjasari Diekspor ke Hong Kong, Ridwan Kamil Berharap Negara Lain Nyusul

8 September 2020, 11:33 WIB
/

GALAMEDIA - Gubernur Jabar H. Ridwan Kamil melaksanakan pelepasan ekspor ubi jalar ke Hongkong di Kantor Desa Punggirsari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa 8 September 2020.

Ekspor ubi jalar itu merupakan hasil para petani asal Kecamatan Arjasari. Direncanakan, para petani setempat ekspor ubi jalar sebanyak 30 ton per bulan.

Ridwan Kamil mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, ekonomi paling tangguh di antaranya pada sektor ketahanan pangan. Salah satunya pertanian unggulan ubi jalar yang bisa digunakan untuk bahan baku kue, es krim dan makanan lainnya.

Baca Juga: Kerajaan Arab Saudi Kembali Menangkap Seorang Ulama dan Pembaca Al-Qur'an Terkenal

"Dengan adanya ekspor ubi jalar itu membuktikan ketahanan pangan tak terkenda Covid-19. Ubi jalar yang dikenal dengan hui boled di luar negeri bisa digunakan untuk pembuatan tepung dan kue, selain es krim dengan berbagai rasa dan warna di antaranya warna ungu kuning. Hari ini, kita melaksanakan ekspor ke Hongkong," kata Emil sapaan Ridwan Kamil.

Ia berharap ada negara lain yang menjadi sasaran pemasaran ubi jalar, tentunya dengan gaya hidup sama dengan Hongkong berkaitan dengan kebutuhan ubi jalar tersebut.
Ubi jalar merupakan salah satu kebutuhan pangan yang istimewa di negara tropis.

Bahkan tananan ini sangat cocok ditanam di Jabar, khususnya di Kabupaten Bandung karena tanahnya subur. Sehingga tak ada alasan tanah di Kabupaten Bandung tak produktif. Jika tak produk karena faktor pola pikir manusia.

Baca Juga: Ngeri, Guru dan Puluhan Siswa Saksikan Temannya Jadi Korban Aksi Perampokan Saat Kelas Daring Zoom

"Di negara iklim tropis, tanahnya subur. Salah satunya di Jabar, khususnya di Cekungan Bandung," kata Emil.

Ia berharap produk pertanian lainnya bisa dipromosikan. Dengan adanya keunggulan produksi pertanian ini, diharapkan bisa mendorong anak-anak muda untuk tinggal di desa.

"Tinggal di desa itu jauh dari penyakit Covid-19. Petani muda atau petani milenial yang tinggal di desa bisa menguasai digital untuk melakukan pemasaran atau berjualan dalam melakukan transaksi hasil pertanian," tuturnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Usulkan Jumlah Populasi Masuk Indikator Kinerja Kunci LPPD

Sebelumnya, ia mengungkapkan, warga petani di Subang sudah melaksanakan ekspor jahe ke Singapura. Untuk itu, ia berharap kepada sejumlah pihak untuk mencari tahu, kebutuhan pangan apa saja yang laku di pasaran.

Kang Emil juga berharap kepada Kementerian Pertanian untuk menghibahkan anggaran untuk pergudangan. Gudang itu untuk penyimpanan hasil pertanian. Dengan harapan bisa mensejahterakan para petani.

Untuk menunjang kebutuhan susu di dalam negeri, Kang Emil menyebutkan, seluas 1.000 hektare lahan di Kecamatan Rancabali untuk kawasan peternakan sapi yang menghasilkan susu dan pertanian terpadu lainnya. Ia berharap, lahan seluas itu bermanfaat untuk para petani dan peternakan. ***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler