Badan Geologi Beri Rekomendasi Antisipasi Soal Bencana Pergerakan Tanah Susulan di Rongga

4 Maret 2024, 14:00 WIB
Badan Geologi berikan recomedas) rekomendasi terkait antisipasi bencana pergerakan tanah di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. //GALAMEDIANEWS //Foto : Deni Supriatna //

GALAMEDIANEWS - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan analisis terkait dengan bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat, yang menyebabkan belasan rumah bangunan rusak.

Pelaksana (Plt) Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan, bahwa lokasi terjadinya bencana di wilayah Bandung Barat merupakan perbukitan dengan kontur bergelombang.

Selain bergelombang, tingkat kemiringan yang curam dengan ketinggian berada pada 990 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi penyebab terjadinya pergerakan tanah di Bandung Barat.

Baca Juga: BPBD KBB Imbau Warga Mengungsi Jauhi Zona Pergerakan Tanah di Kecamatan Rongga

"Daerah bencana tersusun oleh Formasi Cimandiri (Tmc) yang terdiri dari perselingan batu lempung, batu lanau, dan batu pasir, serta gampingan setempat meliputi endapan lahar yang tersusun dari tuf, breksi andesit, dan breksi tuf," ujar Plt Kepala Badan Geologi M Wafid dikutip Galamedianews via ANTARA. Senin, 4 Maret 2024.

Menurut Wafid, berdasarkan peta prakiraan bencana pergerakan tanah yang dirilis Badan Geologi yang terjadi di Kecamatan Rongga masuk ke dalam zona yang berpotensi terjadi gerakan tanah menengah hingga tinggi.

Bahkan, kata Wafid, pergerakan tanah dapat terjadi saat terjadinya hujan sedang mengguyur dengan intensitas tinggi.

Baca Juga: Badan Geologi Lakukan Kajian Lokasi Longsor di Cilengkong Rongga

"Artinya, daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ucapnya.

Selain itu, Wafid menjelaskan, berdasarkan hasil analisis terdapat faktor penyebab terjadinya bencana pergerakan tanah disebabkan akibat lereng yang curam, kondisi tanah yang labil. Sehingga, curah hujan tinggi yang mengguyur di sekitar lokasi bencana.

"Bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan dengan batuan yang bersifat lebih kedap dan berfungsi sebagai bidang gelincir," tuturnya.

Oleh karena itu, Wafid menyebutkan, Badan Geologi memberikan rekomendasi untuk antisipasi potensi longsoran susulan. Pasalnya, mengingat curah hujan yang masih tinggi di daerah Bandung Barat.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Hentikan Pencarian Korban Longsor di Rongga

“Warga, aparat, maupun tim yang bertugas untuk evakuasi, harus mengantisipasi potensi longsoran susulan dan aliran bahan rombakan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta material longsoran di kaki gunung masih banyak, terutama jika turun hujan,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigombong, RT 04/13, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mengakibatkan sebanyak 10 rumah warga dan 1 sekolah dasar (SD) rata dengan tanah.

Selain 10 rumah warga dan 1 sekolah dasar mengalami rusak parah, sebanyak 44 rumah warga turut terancam akibat dampak pergerakan tanah tersebut.

Adapun kejadian pergerakan tanah disebabkan oleh kondisi tanah labil ditambah dengan cuaca ekstrem hujan dengan intensitas tinggi. ***

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler