GALAMEDIA - Serangkaian foto hasil jepretan ahli geologi dari Jakarta, Korchnoi Pasaribu membuat netizen takjub.
Bagaimana tidak, geolog Ibu Kota itu menunjukkan suku pribumi pulau di Tanah Air yang memiliki mata biru tajam.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Jumat (2 Oktober 2020) keunikan penduduk Buton itu dipicu faktor genetik.
Warga pulai terbesar ke-19 Tanah Air yang terletak di wilayah Sulawesi Tenggara itu lahir dengan kondisi langka yang dikenal sebagai Sindrom Waardenburg.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat 2 Oktober 2020 di Trans TV
Sindrom Waardenburg yang memengaruhi pigmentasi membuat mereka bermata biru elektrik. Sesuatu yang sangat langka di Tanah Air di mana kebanyakan orang berambut hitam dan bermata gelap.
Sindrom Waardenburg sendiri merupakan mutasi genetik turun-temurun yang diperkirakan dialami 1 dari 42.000 orang.
Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gagal Kirim, Sebanyak 3,3 Juta Pegawai Gigit Jari
Selain efeknya pada pigmentasi mata yang terkadang mengejutkan, sindrom Waardenburg juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran. Suku Buton dalam rangkaian foto menakjubkan kali diabadikan Korchnoi Pasaribu saat berkunjung pada 17 September lalu.
Fotografer 38 tahun yang juga ayah dua anak ini telah mendokumentasikan kehidupan perdesaan Tanah Air sejak September 2019 dengan fokus warisan budaya berbagai suku.
Baca Juga: Cukup Rasulullah Sebagai Inspirasi Bagi Setiap Generasi
Ia mengatakan fotografi bukanlah profesi full-time melainkan hobi yang sangat dicintainya. “Saya sebenarnya ahli geologi di pertambangan nikel dan fotografi adalah hobi,” ujarnya.
Dia mengatakan keunikan warga Buton yang bermata biru ini sangat menginspirasi. “Mata biru mereka yang unik dan indah itu adalah inspirasi saya. Biru juga warna mata favorit saya,” tambahnya.
Baca Juga: iPhone SE Mulai Dijual Hari Ini di Indonesia, Berikut Harganya
Sebagai kepulauan yang luas dengan lebih dari 350 dialek dan subkultur, Buton menjadi salah satu keragaman berharga Tanah Air. Dengan luas 1.700 mil persegi, Buton merupakan salah satu pulau terbesar.
Jumlah populasinya tercatat di bawah 450.000 jiwa dan banyak di antaranya hidup dalam suku-suku kecil yang terisolasi. Secara geografi, mayoritas pulau ini ditutupi dengan hutan hujan.***