GALAMEDIANEWS – Persoalan Palestina tetap menjadi pembahasan. Selalu ada kesempatan dan peluang untuk menciptakan perdamaian dunia di muka bumi Palestina.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) ke-78 Dennis Francis di sela-sela World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
Salah satu hal yang dibahas Retno dan Francis dalam pertemuan pada Minggu (19/5/2024) adalah persoalan Palestina.
Baca Juga: Bantuan RI untuk Palestina dan Sudan Menggunakan Pesawat Garuda Indonesia
Retno menyambut baik disahkannya Resolusi Sidang Majelis Umum PBB nomor ES 10/23 yang memberi hak-hak istimewa laksana anggota penuh untuk Palestina di Majelis Umum PBB pada 10 Mei lalu.
Resolusi tersebut, merupakan langkah penting dalam upaya mendorong hak yang setara bagi Palestina di antara negara-negara dunia.
Retno menegaskan bahwa langkah selanjutnya adalah memastikan perdamaian berkelanjutan terwujud, pengiriman bantuan kemanusiaan lancar tanpa hambatan, dan Palestina meraih status keanggotaan penuh di PBB.
Francis dan Retno juga membahas persoalan multilateralisme dan perubahan iklim. Retno mengatakan bahwa PBB harus menguatkan perannya lebih dari sekadar jangkar multilateralisme.
Baca Juga: Mengapa PBB Belum Bisa Menciptakan Perdamaian Dunia?
Dirinya juga menegaskan komitmen Indonesia terus mendukung terwujudnya hal tersebut. Indonesia menyambut baik rencana penyelenggaraan Summit of the Future pada September 2024 dan berharap pertemuan tersebut membuahkan hasil konkret, termasuk dalam mendorong reformasi arsitektur multilateral dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Terkait perubahan iklim, Retno juga menegaskan komitmen Indonesia berkolaborasi mengatasi kenaikan laut yang sangat berdampak pada negara-negara kepulauan kecil.
Oleh karena itu, Retno mengatakan bahwa Indonesia mendukung penyelenggaraan High-Level Meeting on the Sea Level Rise juga pada September mendatang dan berharap pertemuan tersebut membuahkan hasil konkret.
Pertemuan-pertemuan bilateral seperti ini memang diperlukan dan setelahnya adalah bukti nyata untuk mewujudkan Palestina yang damai dan sejahtera di tanahnya mereka sendiri. ***