Indonesia SIAP Ajak 10.000 Keluarga di Jawa Barat Wujudkan Keluarga Sehat

18 November 2020, 12:46 WIB
Kegiatan webinar #IndonesiaSIAP (Sadar Gizi, Inisiatif, Aktif dan Peduli) pada Rabu 18 November 2020. (ist) /

GALAMEDIA -  Memperingati Hari Kesehatan Nasional, Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama PERGIZI PANGAN Indonesia menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Jawa Barat, menyelenggarakan kegiatan webinar #IndonesiaSIAP (Sadar Gizi, Inisiatif, Aktif dan Peduli) pada Rabu, 18 November 2020.

Yang kemudian akan diperkuat dan disebarluaskan melalui aktivitas pelatihan (training for trainers) daring kepada perwakilan Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat.

Selain itu, intervensi berupa pemberian produk bergizi berkualitas juga akan dilakukan dengan menjangkau 10.000 keluarga di 27 area di Jawa Barat, guna mendukung pemenuhan gizi seimbang dan peningkatan konsumsi protein hewani.

Baca Juga: Breaking News: Bupati Bogor Ade Yasin Positif Covid-19

Kegiatan ini bertujuan juga untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang di masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Kesehatan menjadi faktor penting dalam membangun masyarakat dan bangsa yang kuat.

Tentunya dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan terus mengedukasi masyarakat khususnya di Jawa Barat, akan pentingnya penerapan pola hidup sehat di masa Adaptasi Kebiasaan Baru.

“Peringatan Hari Kesehatan Nasional menjadi momentum yang tepat bagi kita bersama untuk meningkatkan kesadaran dan merevolusi gaya hidup untuk menjadi lebih sehat, dengan memperhatikan asupan gizi seimbang dan aktif bergerak”. jelas Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Desember 2020

Tanggapan positif juga disampaikan Ketua Umum Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya, “Permasalahan gizi dan tingginya angka stunting masih menjadi tantangan kesehatan yang juga dihadapi masyarakat di Jawa Barat. Inisiatif #IndonesiaSIAP ini sejalan dengan komitmen kami dalam pemenuhan gizi dan mengatasi isu stunting yang kami gagas melalui ‘Gerakan Jabar Menuju Zero Stunting 2023".

"Kegiatan edukasi dan intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan pemenuhan gizi seimbang guna mengatasi permasalahan stunting, sekaligus membantu menjaga imunitas keluarga di tengah ancaman pandemi.” tambah Atalia.

Data Dinas Kesehatan Jabar mencatat, jumlah penderita gizi kurang di Jawa Barat mencapai 15,1%, sedangkan angka prevalensi stunting sebesar 29,2% - mendekati angka prevalensi nasional yaitu 30,8%.

Baca Juga: Foto Anies Sedang Shalat Beredar Luas, Tagar #AniesForPresidenRI2024 Menggema

Tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, perilaku dan kebiasaan menjadi elemen substansial yang menyebabkan permasalahan gizi ini masih kerap ditemui. Berbagai upaya khususnya di Jawa Barat telah digalakkan untuk mengatasi permasalahan stunting.

Di antaranya dengan melaksanakan pendampingan kesehatan maternal neonatal dan bimtek, intervensi balita stunting dengan memperbaiki pola makan, pola asuh dan sanitasi, serta pemberian tablet penambah darah kepada para remaja. Tak kalah penting, adalah dengan memperhatikan tumbuh kembang anak, serta memastikan pemenuhan gizi seimbang selama masa pertumbuhan.

Bukan hanya berperan penting pada fase pertumbuhan anak, asupan gizi seimbang dan beragam termasuk protein hewani juga dibutuhkan bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan calon ibu hamil selama fase sebelum dan masa kehamilan untuk mencegah kelahiran anak dengan kondisi stunting.

Baca Juga: Panglima TNI Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 11 Perwira Tinggi

Pengurus PERGIZI PANGAN Indonesia, DR. dr. Lucy Widasari, M. Si memaparkan, “Pencegahan berat badan bayi lahir rendah dan stunting sebaiknya dilakukan dengan mempersiapkan diri sejak masa prakonsepsi - periode sebelum wanita mengalami kehamilan. Berbagai studi menunjukkan pemenuhan gizi bagi wanita sejak masa prakonsepsi, dapat berdampak positif bagi kesehatan ibu dan anak kelak.

Meski demikian, data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dari 37,1% pada 2013, menjadi sebesar 48,9%. Karenanya, edukasi, intervensi dan pemenuhan gizi berkualitas baik pada remaja, ibu hamil, dan fase periode kritis pertumbuhan (1000 Hari Pertama Kehidupan) menjadi sebuah keharusan, agar ke depan dapat tercipta generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas.”

Melalui inisiatif #IndonesiaSIAP ini, FFI bersama PERGIZI PANGAN Indonesia, serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat terus bergerak bersama dan memberikan dampak kebaikan yang lebih luas kepada masyarakat agar siap menjalani kenormalan baru dan #JagaGiziMereka untuk bangun keluarga kuat, sehat dan sejahtera.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler