Contoh Naskah Khutbah Jumat dengan tema 'Tiga Macam Bentuk Sabar'

- 17 Desember 2020, 10:49 WIB
Presiden Joko Widodo melaksanakan sholat Jumat di Masjid Baitussalam Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat siang. Sholat Jumat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Presiden Joko Widodo melaksanakan sholat Jumat di Masjid Baitussalam Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat siang. Sholat Jumat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. /ANTARA/Biro Pers Sekretariat Presiden/

سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَىٰ الدَّارِ (الرعد: ٢٤)
Maknanya: “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS ar-Ra’d: 24).

Baca Juga: Puasa Senin Kamis: Begini Tata Cara dan Niat Puasanya, serta Sejarah yang Wajib Diketahui

Hadirin rahimakumullah,
Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang disenanginya.

Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati ada tiga macam, yaitu: Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan. Pada pagi hari yang suhu udarannya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar dalam melaksanakan perintah Allah.

Kita paksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air wudhu. Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita paksa diri kita untuk menjalankan ibadah shalat Shubuh.

Kita lakukan itu semua semata-mata mengharap ridha Allah ta’ala. Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah ta’ala.

Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah haramkan. Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah, maka pahalanya sangat agung.

Baca Juga: Tadarus Pagi dengan Quran Surat Al Kautsar, Ini Asbabun Nuzul, Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya

Para ulama mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada melakukan seribu kesunnahan. Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib.

Sedangkan melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada yang sunnah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu rakaat shalat sunnah.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah