Dalam sebuah laporan, jenis jaringan mata tertentu diketahui dipengaruhi oleh perubahan hormonal. Misalnya, kurva dan ketebalan kornea dapat bervariasi 'selama fase yang berbeda dari periode menstruasi, kehamilan, dan menyusui'.
"Hal itu yang dapat menjelaskan mengapa menstruasi wanita tersebut memicu pendarahan dari matanya," menurut laporan tersebut.
Baca Juga: Tiba di Sleman, Rombongan Persib Disambut Rapid Test Antigen
Para dokter merawatnya dengan kontrasepsi oral, dan setelah tiga bulan menjalani terapi hormonal, wanita tersebut tidak mengalami insiden pendarahan tambahan.
"Ini adalah kasus klinis yang langka dan tidak biasa," tulis para dokter, menambahkan bahwa tidak ada yang seperti itu dijelaskan dalam literatur ilmiah baru-baru ini.
Namun, penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk memahami dengan tepat apa yang menyebabkan air mata berdarah wanita itu, dan untuk menentukan bagaimana kondisi seperti itu dapat dikelola secara efektif dalam jangka panjang.***