Profesor Ini Ungkapkan Varian Delta asal India Miliki Gejala Berbeda dengan Varian Terdahulu, Kenali Cirinya!

- 16 Juni 2021, 18:03 WIB
Ilustrasi virus corona varian baru
Ilustrasi virus corona varian baru /Pixabay

"Dalam catatan saya, varian ini paling banyak ditemukan di Jakarta dan Jawa Tengah. Ada 104 kasus. Untuk penelusuran, memang dibutuhkan WGS (whole genome sequence) atau sampel yang jumlahnya jauh lebih besar," kata Prof Zubairi.

Prof Zubairi menjabarkan gejala yang dirasakan saat Varian Delta berbeda dengan varian terdahulu.

"Apakah gejalanya berbeda? Ada bukti studi yang menunjukkan kalau gejala varian ini beda dengan varian jadul, seperti demam, batuk, dan kehilangan penciuman," ujarnya.

Baca Juga: Kim Jong-un Akui Korea Utara Berada di Situasi 'Genting'

Menurutnya, Varian Delta ini menunjukan gejala seperti sedang terkena flu berat.

"Varian Delta atau yang baru, gejalanya lebih banyak sakit kepala, tenggorokan dan pilek. Seperti kena flu berat," katanya.

Varian Delta lebih menular karena memiliki mutasi yang membantunya menyebar sekaligus menghindari sistem imunitas secara parsial.

"Analisis di The Lancet menunjukkan bahwa risiko masuk rumah sakit dua kali lipat pada mereka yang memiliki varian Delta--dibandingkan dengan Alpha (Inggris). Risiko juga meningkat pada mereka yang memiliki komorbid," ujar Prof Zubairi.

Dalam cuitannya itu, Prof Zubairi menyebutkan vaksin bisa melindungi kita dari varian Delta ini.

"Vaksin melindungi kita dari varian ini? Kabar baiknya iya. Studi di Inggris terhadap belasan ribu orang yang terinfeksi Delta mengungkap itu," kata Ketua Satgas IDI.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah