Refly Harun Sebut Isu 3 Periode Bisa Berhenti Jika Jokowi Menyatakan Kalimat Kuat: Ada Panggung dan Punggung

- 21 Juni 2021, 19:43 WIB
Ahli hukum tata negara, Refly Harun.
Ahli hukum tata negara, Refly Harun. /Instagram @reflyharun

GALAMEDIA – Isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan kembali menjabat untuk ketiga kalinya terus disuarakan oleh sejumlah pihak, khususnya oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari.

Isu ini lantas menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak. Menanggapi hal ini, Qodari mengatakan Jokowi hanya berbicara normatif ketika menolak wacana presiden tiga periode.

Menurut dia, Jokowi tentunya tidak akan menolak jika ada perubahan aturan masa jabatan presiden.

Karena itu, Qodari pun mencetuskan ide untuk membentuk Komunitas Jokowi-Prabowo 2024. Qodari berpendapat, kedua sosok ini bisa menyatukan masyarakat yang terpecah akibat Pilkada 2017 dan Pilpres 2024.

Baca Juga: Masih Harus Impor, Presdir PT Kaltim Parna Industri: Kita Rindu Memiliki Industri Kimia Soda Ash

Menanggapi hal ini, ahli hukum tata negara, Refly Harun lantas membuka suaranya. Refly juga menangkap ucapan Jokowi menolak tiga periode itu bersifat normatif bukan substantif.

“Saya juga menangkapnya normatif ya, tidak substantif, normatif procedural ya,” ucap Refly dilansir melalui Youtube Refly Harun, Senin, 21 Juni 2021.

Advokat satu ini juga mengaku heran jika tujuan Qodari untuk mempersatukan masyarakat pada 2017, karena saat itu bukan Jokowi-Prabowo tokohnya, melainkan Anies-Ahok.

“Jadi agak aneh ya menyatukan yang terpecah, karena 2017 itu bukan antara Prabowo dan Jokowi, tapi antara Anies dan Ahok,” jelasnya.

Menurut Refly, ada panggung dan punggung dalam hal ini dan ucapannya Jokowi berbeda.

“Ini sebenarnya, ya tadi saya katakan, panggung depan dan punggung. Di panggung nya kita bicara begini, tapi di punggung lain lagi,” imbuhnya.

Refly juga merasa sejauh ini Jokowi tidak menuturkan pernyataan yang tegas.

“Dan sejauh ini, so far, tidak ada pernyataan yang tegas dari Presiden Jokowi yang menolak wacana tiga periode ini,” katanya.

Baca Juga: Orang Dekat Jokowi Jadi 'Otak' Skenario 3 Periode, Rizal Ramli Ungkap Hal Serupa Jatuhkan Soeharto pada 1998

Jadi, menurut Refly, Jokowi tidak menghentikan aspirasi itu dan jika ada kalimat kuat dari dia, maka aspirasi ini akan berhenti.

“Tidak berusaha untuk menghentikan aspirasi itu dengan by giving strong statement ya, bahwa ia menolak,” terang dia.

“Kalau dia strong mengatakan menolak untuk dicalonkan pada periode ketiga cukup dua periode, maka menurut saya, tidak akan ada lagi upaya-upaya untuk mengubah konstitusi menjadi tiga periode,” tandasnya.

Namun jika pernyataan itu tidak kunjung datang, maka upaya ini akan terus mengalir, terlebih dari tokoh sekitar isatna.

“Tetapi sepanjang strong statement itu enggak ada, ya upaya akan berjalan terus, terutama kaitan antara orang-orang di sekitar kekuasaan yang sudah menikmati kekuasaan dan merasa nyaman dengan kekuasaan ini,” ujar dia.

Terlepas dari itu, Refly mengaku heran dan bertanya-tanya apa tujuan Qodari saat ini.

“Seperti Qodari ini, yang kadang-kadang saya juga heran, sebenarnya apa tujuannya,” pungkasnya. ***

 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x