Anies Baswedan Dipuji, Ganjar Pranowo: Kalau di Jawa Tengah, Gubernurnya Enggak Pinter Kok

- 9 Juli 2021, 20:44 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. /Humas Pemprov Jateng/

 


GALAMEDIA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara mengenjutkan dirinya mengaku tidak pintar. Hal itu seiring terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di wilayah kerjanya.

"Sebenarnya kelakuan sama sih ya, di Sumatera Selatan mungkin penanganannya jauh lebih bagus. Mungkin karena, kalau saya sih enggak mau cari excuse. Yang jelas sih, kalau di Jawa Tengah, gubernurnya enggak pinter kok sebenarnya, dia enggak pinter, dia enggak bisa ngerespons, karena buktinya naik terus (Corona) gitu," kata Ganjar pada sebuah acara webinar, Jumat, 9 Juli 2021.

Seperti diketahui kasus Covid-19 di Jawa Tengah terus melonjak. Melihat hal itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tak mau mencari-cari alasan dan lebih memilih mengakui dirinya tak pintar.

Ganjar mengatakan hal tersebut menjawab pertanyaan soal strategi komunikasi menghadapi warga yang belum taat dengan protokol kesehatan.

Baca Juga: Kondisi Kian Genting, Jokowi Ajak Mahasiswa hingga Ibu PKK Jadi Relawan Covid-19: Bergotong Royong

Ganjar kemudian membagi klaster warga terkait pemahaman terhadap virus Corona. Menurutnya, ada warga yang tak percaya soal virus Corona.

"Hanya memang, kalau kita mau buat clustering, Pak Suryadi, sama Pak, 1 kita masih ada yang paling akut nih ya, paling akut nih, enggak percaya sama COVID, itu paling akut tuh," ujarnya.

Klaster kedua ada warga yang masih bertanya soal keberadaan virus Corona. Pada klaster ini, Ganjar mengatakan warga diberi ruang untuk bertanya soal virus Corona.

"Terus yang sedeng-sedeng, masih mencari antara iya dan tidak, dia bertanya. Nah, yang bertanya-bertanya itu kita kasih jawaban, maka strategi saya adalah tadi itu, ini loh ada tempat komunikasi, ada nomor telepon, Anda boleh tanya," ucapnya.

Warga yang masih mempertanyakan Corona ini, menurut Ganjar, perlu dilayani. Para relawan diajak Ganjar mengingatkan warga di lapangan.

"Nah yang terakhir, sudah percaya, yang sudah percaya tidak usah diurus. Nah, tapi menjawab pertanyaan yang tengah, yang masih bertanya, negara, pemerintah, harus melayani, relawan harus kita ajak, makanya yang masuk pasar itu bukan pejabat, bukan pegawai, itu relawan yang saya katakan mereka bergerak sendiri untuk iling lan ilingke," imbuhnya.

Sementara itu berdasarkan data penanganan Covid 19 sepekan terakhir mencatat 4210 kasus kematian dalam kurung waktu 2-8 Juli 2021.

Baca Juga: Desakan Jokowi Mundur Terus Bergelora: Di Negara Lain Juga Mundur Kok

Dari 4210 kasus kematian tersebut, 38,38% diantaranya terjadi di Jawa Tengah dengan total mencapai 1616 kasus kematian.

Sementara DKI Jakarta hanya 675 kasus atau case fatality rate hanya 0,93%, atau yang paling kecil dari 4 provinsi yang mengalami ledakan covid 19.

Bandingkan dengan Jawa Barat di 0,95% lalu Jawa Timur yang mencapai 6,22% dan case fatality rate paling buruk terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 6,66%.

Sehubungan hal itu Mileanies24 memberikan apreseasi tinggi terhadap langkah-langkah yang dilakukan gubernur DKI jakarta Anies Baswedan dalam mengantisipasi melonjaknya kasus kematian covid 19.

Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies 24, Muhammad Ramli Rahim mengatakan Anies Baswedan menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang antisipatif dan kolabroatif.

“Anies seungguhnya sudah membaca kemungkinan gelombang kedua Covid-19, sudah mengusulkan PPKM atau PSBB ke Pemerintah Pusat dan sudah mempersiapkan segala sesuatunya menghadapi gelombang kedua covid 19 ini,” kata Ramli Rahim, Jumat 9 Julli 2021.

Ramli Rahim menyebutkan saat kasus 63 pasien meninggal karena kehabisan pasokan oksigen, Anies justru sudah membangun kolaborasi baik internal maupun dengan eksternal.

Pemprov DKI Jakarta menyediakan posko Oxygen Rescue di Monas, Jakarta Pusat dan membuka kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan oksigen di Jakarta.

Tidak hanya itu, Pemprov juga berupaya menjalin kolaborasi dengan pihak lain untuk bisa membantu penyediaan oksigen baik melalui penyediaan tabungnya maupun pengisian tabungnya.

Baca Juga: Anggap Pembunuhan 6 Laskar FPI Hanya Kejahatan Biasa, Ali Syarief Sebut Mahfud MD Tak Paham Tentang HAM

“Dari sisi angka-angka, sangat terlihat hasil kerja Anies Baswedan dan pasukannya di DKI. Meskipun kasus positif covid 19 mencapai 72.348 kasus dalam sepekan,” sebutnya.

Berbeda dengan Jawa Tengah yang dipimpin Ganjar Pranowo terlihat sangat kewalahan menghadapi ledakan covid 19 ini.

Tercatat ada 1.616 kasus kematian dari hanya 24.267 kasus positif hanya dalam sepekan, artinya yang dirawat jauh lebih sedikit dari DKI Jakarta, namun yang tak bisa tertolong jauh lebih banyak 6,66% berbanding 0,93%

Dari sisi vaksinasi, luar biasa kerja keras Pemprov DKI dibawah kepemimpinan Anies Baswedan, hingga 9 Juli 2021 pukul 12.00, Vaksinasi tahap pertama di DKI mencapai 5.374.717 jiwa, padahal DKI hanya memiliki 8.564.865 penduduk yang berusia 12 tahun ke atas.

Bandingkan dengan Jawa Tengah dengan penduduk usia 12 tahun keatas mencapai 27.957.904 hingga saat ini baru melakukan vaksinasi terhadap 3.843.721.

“Ini adalah bentuk kerja cerdas, sistematis, massif, terukur, penuh kolaborasi dari seorang pemimpin terbaik. Dibawah Pemimpin Yang Baik, Anak Buah Bodoh Pun Ada Gunanya, Tapi Dibawah Pemimpin Bodoh, Pasukan Terbaik Pun Kocar Kacir”,” sebut Ramli.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah