Rizal Ramli: Terlihat Pemerintah Tidak Menggunakan Science dalam Selesaikan Masalah, Bikin Bingung!

- 23 Juli 2021, 08:12 WIB
Ilustrasi pernyakatan di masa PPKM Darurat.
Ilustrasi pernyakatan di masa PPKM Darurat. /GALAMEDIA/Agus Somantri



GALAMEDIA – Ekonom senior, Rizal Ramli (RR) turut menyoroti perubahan istilah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat menjadi PPKM Level 1 – 4.

Sebelumnya, Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tak akan menggunakan istilah PPKM Darurat lagi setelah perpanjangan berakhir.

Pemerintah kini mengganti istilah PPKM Darurat dengan kategori level sesuai dengan keadaannya.

Namun menurut RR, perubahan istilah tersebut bukanlah solusi yang diharapkan publik dari pemerintah dalam penanganan Covid-19.

Baca Juga: Viral Video Gebby Vesta Marah-Marah di Bandara, Tak Bisa Terbang Meski Telah Vaksin dan Swab

Dia justru mengaku heran karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memilih mengganti istilah ketimbang melakukan langkah kongkret.

Ia pun menanyakan, negara mana yang terus menerus mengganti istilah seperti ini.

“Di mana sih, di seluruh dunia menyelesaikan masalah dengan mengganti istilah, ini kan sudah ganti berapa kali dan semua bikin bingung,” ujarnya dilansir melalui kanal Youtube Sahabat Rizal Ramli, Kamis, 22 Juli 2021.

Selain heran akan istilah, RR juga heran dengan perpanjangan yang hanya berlangsung lima hari (20 Juli – 25 Juli 2021).

Baca Juga: Meski Miliki Vaksin Sendiri, Kini China Pakai Vaksin Pfizer Sebagai Booster Lawan Corona

Karena masa inkubasi Covid-19 itu sekitar 10 – 14 hari.

Sehingga ia menyimpulkan pemerintah tidak menyelesaikan masalah dengan pengetahuan.

“Saya juga bingung, siklus setiap dua minggu 10-14 hari, kok diperpanjangnya cuma lima hari doang, jadi nunjukin pemerintahnya ini dalam menyelesaikan masalah tidak menggunakan science atau pengetahuan,” jelasnya.

Lebih lanjut, RR menilai, Jokowi lebih banyak mendengar masukan dari orang terdekatnya yang serta membawa kepentingannya masing-masing.

Dengan demikian, keputusan lima hari tidak menjawab masalah sesungguhnya.

Baca Juga: Berpenghasilan Rp10,8 triliun, LeBron James Jadi Pebasket NBA Paling Tajir Sejagat

“Akhirnya keputusannya di tengah 5 lima hari karena tidak menjawab masalah yang sesungguhnya dan nunjukin presiden lemah sekali, terombang ambing antara penasihat amatiran, akhirnya solusinya lebih banyak ke politik,” pungkasnya.

Sebagai informasi, per, Kamis, 22 Juli 2021 pemerintah melaporkan 49.509 kasus positif baru Covid-19.

Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 3.033.339 orang sejak pertama kali diumumkan pada Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 23 Juli 2021: Al dan Andin Skakmat, Nino Berhasil Test DNA Reyna Berkat Pengacara

Sementara pasien sembuh bertambah 36.370 orang dan total menjadi 2.392.923 orang. Jumlah kematian juga bertambah 1.449 kasus. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia jadi 79.032 orang. ***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x