60 Persen Pedagang Pasar Baru Bandung Bangkrut, Kini Tingkat Kunjungan Hanya 15 Persen dari Kapasitas

- 5 September 2021, 18:55 WIB
Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 .
Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 . /(Darma Legi/Galamedia)/

GALAMEDIA - Rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di daerah Jawa Barat khususnya Kota Bandung, berdampak pada operasional Pasar Baru Kota Bandung.

Penjualan produk sekolah seperti tas, sepatu dan baju seragam pun kini mulai menggeliat.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung (HP2B), Iwan Suherman, Ahad, 5 September 2021.

Menurutnya, sejak Pasar Baru dibuka kembali 31 Juli lalu, dari hari ke hari menunjukkan tren yang baik. Karena seiring penurunan level PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan terus naiknya herd immunity di Jawa Barat, rasa percaya diri warga orang untuk beraktivitas pun semakin tinggi.

"Seiring level PPKM yang diturunkan ada aktivitas-aktivitas lain (dilonggarkan, red). Misalnya aktivitas pendidikan yang di Jabar dan daerah-daerah lain yang sudah mulai melakukan uji coba PTM dan ini sangat pengaruh bagi Pasar Baru Bandung. Sehingga jenis dagangan di Pasar Baru mulai dari tas, sepatu, baju seragam mulai SD sampai SMA itu sudah mulai menggeliat dan ada pesanan," ungkao Iwan.

Baca Juga: Malaysia 'Sirik' Tren Kasus Covid-19 di Indonesia Turun, Gus Umar: Mustinya Kalian Lihat Juga Jumlah Kematian

Namun, diakuinya, secara keseluruhan tingkat kunjungan ke Pasar Baru masih cukup kecil.

"Akan tetapi secara keseluruhan untuk tingkat kunjungan ke Pasar Baru itu masih jauh dari maksimal. Dari target yang diperbolehkan oleh pemetintah, operasional 50 persen tingkat kunjungan itu baru terpenuhi sekitar 10 sampai 15 persen," ungkapnya.

Iwan menjelaskan, di Pasar Baru terdapat 4200 ruang dagang. Saat ini, hanya sekitar 35 sampai 40 persen yang sudah mulai berjualan. Sementara 60 persennya,
kemungkinan para pedagangnya sudah tidak mampu berdagang atau bangkrut akibat dari pelaksanaan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang sudah beberapa kali dilaksnakan dan PPKM yang terakhir kali diterapkan, yang cukup memukuk kondisi niaga para pedagang di Pasar Baru Bandung.

Para pedagang yang mulai berjualan, ungkap Iwan, berupaya menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebagian dari mereka pun sudah menjalankan vaksinasi.

"Dari 4200 ruang dagang, berarti tetdapat 4200 pedagang dengan 8000 sampai 9000 karyawan. Yang baru divaksin itu 2600, karena memang vaksin ini enggak bsisa sekehendak kita, tergantung jadwal dan kemampuan pemerintah untuk laksanakan vaksin," ungkapnya.

Meski demikian, pedagang dan karyawan Pasar Baru paling banyak yang sudah divaksin dibanding pasar lainnya. "Tapi ya masih jauh dari kata maksimal," terangnya.

Baca Juga: Leani Ratri Tak Terhentikan, Kontingen Indonesia Sukses Lampaui Target Paralimpiade Tokyo 2020

Lebih jauh, Iwan mengatakan, aktivitas di Pasar Baru tidak bisa berdiri sendiri. Iwan pun mencontohkan untuk jenis dagangan sepatu, tas dan seragam sekolah.

Penjualan produk tersebut mulai menggeliat kembali, saat rencana PTM digulirkan. Karena banyak pedagang yang berasal dari daerah Jabar, Jateng dan Lampung memesan produknya dari Pasar Baru untuk mereka jual kembali.

Sementara untuk jenis dagangan oleh-oleh umroh dan haji serta perlengkapannya, saat ini belum menggeliat. Karena keberangkatan umroh dan haji masih belum dibuka kembali.

"Jenis dagangan untuk hajatan sudah mulai bergeliat, karena di daerah-daerah yang PPKMnya terus menurun sehingga diperbolehkan perhelatan hajatan dengan jumlah yang diibatasi. Ini berpengaruh pada pedagang aksesiris dan peralatan hajatan yang ada di Pasar Baru," terangnya.

Namum, kata Iwan, saat ini pun masih ada hambatan dalam kunjungan konsumen. Karena seperti diketahui, konsumen Pasar Baru 20 persennya dari Kota Bandung dan sekitarnya, sementara 80 persen berasal dari luar Kota Bandung bahkan luar Pulau Jawa dan luar negeri.

Baca Juga: Sambangi Desa Wisata Cicantayan Sukabumi, Sandiga Uno Disambut Ribuan Warga

"Sementara penerbangan dari satu daerah dan satu negara masih dibatasi aturan yang cukup ketat, sehingga itu masih menghambat pelanggan dan pengunjung yang datang ke Pasar Baru," terangnya.

Untuk pengunjung yang berasal dari Priangan Timur, Bogor dan Pantura, sudah mulai berdatangan.

"Tapi untuk dari luar pulau atau luar negeri, ini sudah hampir 2 tahun apalagi yang dari luar negeri enggak ada yang masuk ke Pasar Baru," terangnya.

Iwan berharap, kondisi terus membaik sehingga aktivitas Pasar Baru pun terus menggeliat.
"Target dari Pasar Baru yang paling penting bagaimana menggembalikan rasa percaya diri pedagang untuk bisa segera masuk dan beraktivitas lagi di Pasar Baru," ungkapnya.

"Kemudian, kita dari pimpinan pedagang dan elemen di Pasar Baru akan terus memberitahukan dan mepromosikan bukan hanya kepada masyarakat Kota Bandung tapi masyarakat luas luar Kota Bandung, bahwa Pasar Baru sudah buka, Pasar Baru aman dikunjungi. Kita juga beritahukan pada khalayak ramai untuk sama-sama jaga prokes karena ini juga untuk kebaikan bersama," ujarnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah