GALAMEDIA - Memasuki musim kemarau tahun ini, sedikitnya hampir 1.600 hektare di 9 kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Garut sudah mengalami kekeringan dan rawan air bersih.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Garut, Beni Yoga Guna Santika mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan dan melakukan pendataan terhadap sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan tersebut.
Menurut Beni, upaya yang dilakukan pihaknya yaitu melakukan pemetaan serta mencari sumber mata air yang bisa dieksploitasi guna mengurangi risiko petani dari kerugian dampak kekeringan.
"Dari 1.600 hektare tersebut, 60 persen terjadi kekeringan tingkat sedang dan sisanya kekeringan berat dan puso," ujarnya, Ahad 12 September 2021.
Baca Juga: Bagnaia Juara MotoGP Aragon 2021, Duel Sengit Hingga Lap Terakhir dengan Marc Marquez
Baca Juga: Menag Yaqut Mendadak Sampaikan Kabar Duka: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
Namun begitu, Beni menyebutkan, kekeringan tahun ini tidak separah tahun sebelumnya. Dimana hampir 60 persen didominasi oleh kekeringan tingkat sedang dan berat yang tersebar di wilayah Garut Utara dan selatan.
Ia menuturkan, untuk daerah yang mengalami kekeringan berat dan sedang, pihaknya mengupayakan untuk dilakukan gerakan pipanisasi dan pompanisasi, serta diberikan bantuan pembenihan bagi yang mengalami puso atau gagal panen.
"Selain gerakan pipanisasi dan pompanisasi serta pemberian benih, kami juga berupaya melakukan peningkatan indek pertanaman agar petani bisa meningkatkan hasil produksinya," ucapnya.