Letjen Dudung Abdurachman juga menyayangkan sikap Gatot Nurmantyo yang memilih langsung mengungkap pernyataan itu ke publik.
Oleh karena itu, Letjen Dudung Abdurachman menyarankan Gatot Nurmantyo untuk 'tabayyun' supaya tidak lagi menimbulkan prasangka buruk yang menjadi fitnah. "Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang menjadi fitnah," terangnya.
Baca Juga: Ini Arti Asmaul Husna: Berikut Bacaan Arab, Latin, dan Makna 10 Asmaul Husna
Selain itu, Letjen Dudung Abdurachman mengatakan bahwa ia diminta oleh Pangkostrad terdahulu yakni Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution untuk menghilangkan patung-patung penumpas PKI dari Kostrad.
Menurutnya, ia tidak bisa menolak permintaan Pangkostrad terdahulu tersebut, sebab Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution merasa berdosa telah membuat patung-patung itu.
Kendati demikian, Letjen Dudung Abdurachman menegaskan bahwa dirinya dan Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution mempunyai komitmen yang sama terkait G30SPKI.
Letjen Dudung Abdurachman mengatakan bahwa ia bersama Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya 7 Jenderal senior TNI AD tersebut.
"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," tuturnya.
Seperti diketahui, imbas dihilangkannya patung-patung diorama dari Kostrad, TNI AD dituding Gatot Nurmantyo telah disusupi PKI. Gatot Nurmantyo menyampaikan tudingan tersebut saat ia menjadi pembicara pada webinar yang berjudul TNI vs PKI, Minggu 26 September 2021.