Network
GALAMEDIA – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Refrizal mengaku heran dengan pihak-pihak yang marah ketika film Kebangkitan G30SPKI ditayangkan salah satu saluran televisi swasta nasional.
“Kenapa ya mereka kejang-kejang dan marah-marah kita putar dan nonton filem G30S PKI?" cuitnya seperti dikutip Galamedia dari akun Twitter miliknya, Kamis, 30 September 2021.
Ia juga menyoroti sebutan kadrun yang kerap dilontarkan segelintir pihak.
Baca Juga: Kisah Pak Nas, Target Utama G30SPKI yang Harus Kehilangan Putri Kesayangan dan Ajudan yang Setia Sampai Mati
Refrizal menilai sebutan tersebut ditujukan untuk menghina dan melecehkan agama Islam.
Ia menduga kemunculan istilah kadrun sebagai salah satu tanda kebangkitan neo-Partai Komunis Indonesia (PKI) alias PKI gaya baru.
“Mereka semakin leluasa menghina dan melecehkan agama Islam dengan mengatai kadrun dll! G30S PKI bahaya laten,” ungkapnya.
Baca Juga: Soal Ucapan Fadjroel Rachman, Rocky Gerung: Jokowi Takut Sama BEM yang Membela Novel Baswedan
Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai kebangkitan neo-PKI.
“Awas dan waspadalah bangkitnya neo PKI mau balas dendam?” pungkasnya.
Tanda-tanda kebangkitan neo-PKI sebelumnya disinggung secara rinci oleh Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo.
Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 30 September 2021: Al Temukan Alat Penyadap, Semua Penjaga Rumahnya Diminta Jujur
Menurutnya, kebangkitan neo-PKI ditunjukkan dengan perubahan di tubuh TNI saat ini seperti kondisi Markas Kostrad TNI AD.
Gatot Nurmantyo mengungkapkan patung Soeharto, A.H. Nasution, dan Sarwo Edhie sudah tidak tampak lagi di museum Kostrad.
“Padahal, ketiga tokoh ini merupakan perancang rencana penumpasan G30S PKI,” ujarnya, Senin, 27 September 2021.***
