Usai Mensos Risma Semprot Pegawai PKH, Pemprov Gorontalo Ungkap Survei Kinerjanya: Masyarakat Puas!

- 2 Oktober 2021, 18:16 WIB
Ilustrasi survei.
Ilustrasi survei. /Pixabay/mohamed_hassan/

 
GALAMEDIA - Usai Menteri Sosial Tri Rismaharini menyemprot petugas Program Keluarga Harapan (PKH), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo merilis hasil survei kinerjanya.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan Celebes Research Centre (CRC) selama September 2021 menunjukkan masyarakat puas dengan kinerja delapan program prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.

Peneliti CRC Imam Suyuti mengatakan survei dilakukan untuk program kesehatan gratis, pendidikan gratis, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, agama yang lebih semarak, pemerintahan yang lebih melayani, pariwisata, dan pelestarian lingkungan.

Menurutnya, ada 800 responden yang diwawancarai secara tatap muka, dengan metode acak atau multistage random sampling secara proporsional di lima kabupaten dan satu kota.

“Responden berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah pernah menikah. Survei memiliki toleransi kesalahan 3,46 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen,” katanya, Sabtu, 2 Oktober 2021.

Baca Juga: Akademisi Sebut Risma Tak Punya Kesantunan Sosial: Hasil Pendidikan Sekedar Lembaran Kertas

Ia menjelaskan, di bidang kesehatan, survei menunjukkan ada 78,3 persen warga yang tahu, mendengar, membaca, melihat program kesehatan gratis prima. Dari angka itu, 81,5 persen mengaku pernah merasakannya.

“Jika ditanya lagi kepada 81,5 persen yang pernah merasakan manfaat program kesehatan, maka ketemu angka 14,7 persen sangat puas, dan 82,2 persen mengaku puas. Sisanya sedang, tidak puas, sangat tidak puas, dan tidak menjawab atau tidak tahu,” ujarnya.

Di bidang pendidikan, ada 68,4 persen warga yang tahu, mendengar, membaca, melihat program kesehatan tersebut, serta sebanyak 48,3 persen mengaku pernah merasakannya.

“Bidang pendidikan menjadi tantangan tersendiri, karena hanya 48,3 persen yang mengaku pernah merasakannya. Ini mungkin juga dampak dari pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung lama, sehingga persepsi publik terhadap program ini tidak berjalan baik,” katanya lagi.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x