Kubu AHY: Aksi Moeldoko Obok-obok Partai Demokrat Ternyata Sudah Sejak Masih Jadi Panglima TNI

- 4 Oktober 2021, 13:29 WIB
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Herzaky Mahendra Putra
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Herzaky Mahendra Putra /Partai Demokrat/



GALAMEDIA - Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Herzaky Mahendra Putra mengungkap sepak terjang Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang berusaha memengaruhi Partai Demokrat sejak masih menjabat sebagai Panglima TNI.
 
Menurut Herzaky, konstruksi besar dari persoalan yang terjadi di Partai Demokrat saat ini, dimulai dari ambisi Moeldoko yang ingin sekali menjadi Presiden.

“Moeldoko adalah seorang petualang politik, sejak beliau melakukan Operasi Sajadah ketika menjadi Pangdam III/Siliwangi. Lalu dimasukan kotak menjadi Wagub Lemhannas," kata Herzaky dalam konferensi pers dengan tema 'Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat vs Moeldoko Berkoalisi dengan Yusril' di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 3 Oktober 2021.
 
Ia mengungkapkan, Moeldoko telah berambisi menjadi Calon Presiden Partai Demokrat pada 2014.

Baca Juga: Tak Disangka! 5 Negara Ini Ternyata Tak Punya Bandara Lho, Harus Naik Perahu? Kok Bisa?

Kala itu, ada seorang pengusaha nasional menghadap dan meminta restu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar Partai Demokrat mengusung Moeldoko sebagai calon presiden.

Moeldoko saat itu masih perwira aktif dan baru saja diangkat menjadi Panglima TNI.

Kemudian pada Mei 2015, pagi-pagi sekali dengan menggunakan seragam dinas Panglima TNI, Moeldoko datang ke Cikeas.
Padahal, kata Herzaky, hari itu SBY akan berangkat ke Surabaya untuk melakukan Kongres Partai Demokrat.

SBY berpikir, tentulah ada sesuatu yang sangat penting dan mendesak atau darurat, seorang Panglima TNI aktif dengan seragam dinas, menghadap seorang mantan Presiden.

Namun, ternyata pesannya tidak sepenting dan semendesak yang diduga.

Baca Juga: Tiba Bulan Oktober! Begini Cara Praktis Klaim Diskon Token Gratis Bulan Ini, Simak Caranya di Sini!
 
“Moeldoko hanya mengatakan, 'Pak, tolong kalau bapak terpilih lagi sebagai ketua umum, agar bapak mengangkat Marzuki Alie sebagai sekjennya'. Pak SBY marah. Beliau marah, bukan saja karena Moeldoko yang adalah Panglima TNI aktif telah melanggar konstitusi dan undang-undang dengan melakukan politik praktis dan intervensi," ungkapnya.

"Beliau juga marah karena sebagai salah satu penggagas dan pelaksana reformasi TNI. Pak SBY tidak rela TNI dikotori oleh ambisi pribadi yang ingin berkuasa dengan cara-cara yang melanggar aturan dan hukum," papar Herzaky.

Herzaky pun menyebut, Moeldoko berambisi menjadi ketua umum partai politik sejak pensiun dari TNI.

Bahkan Moeldoko pernah meminta restu SBY untuk memuluskan keinginannya tersebut.
 
"Setelah pensiun dari TNI, Moeldoko datang lagi ke Cikeas. Meminta jabatan tinggi di kepengurusan Partai Demokrat. Pak SBY sampaikan, kalau gabung dengan PD beliau mempersilakan. Kalau soal jabatan ketua umum, itu ada mekanismenya melalui Kongres," kata Herzaky.

Baca Juga: GEGER! Putra Shah Rukh Khan, Aryan Khan Tertangkap Basah Pesta Narkoba di Kapal Pesiar
 
Tak puas sampai di situ, kata Herzaky, Moeldoko berupaya menjadi pengurus partai lainnya seusai pensiun sebagai jenderal TNI atau sudah memasuki masa purnawirawan.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat kubu AHY ini pun meragukan kemampuan berpolitik dari Moeldoko.
 
"Memang soal kemampuan politik praktis, KSP Moeldoko ini agak diragukan kapasitasnya. Jangankan menjadi ketua umum partai politik, menjadi Ketua Umum PSSI saja kalah. Buktinya, beliau dikalahkan oleh junior 4 tahun di bawahnya, yakni Pak Edy Rahmayadi, yang sekarang menjadi Gubernur Sumatera Utara," pungkas Herzaky.
 
Menyikapi keterangan pers Partai Demokrat, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jabar yang juga Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Jabar, H Zulkifly Chaniago meminta Moeldoko harus bisa menjaga marwah Istana.

Baca Juga: Usai Beri Kejutan untuk Suami, Cut Meyriska Ungkap Rasa Syukur Hamil Anak Kedua: Alhamdulilah!

Terlebih sebagai staf Presiden, Moeldoko harus bisa menjaga etika politik yang beradab.
 
“Rakyat mengikuti terus perkembangan berita dan perilaku ambisius KSP Mieldoko yang sudah jauh dari norma, etika, dan kesantunan peradaban. Mau dibawa kemana kita oleh KSP Moeldoko? yang secara langsung ataupun tidak langsung menjatuhkan wibawa Istana,” ujar Zulkifly.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x