Singgung Soal Isu Radikal di KPK, Novel Baswedan: Itu Framing Para Koruptor Agar Aman Berbuat Korupsi

- 4 Oktober 2021, 16:59 WIB
Mantan penyidik KPK Novel Baswedan.
Mantan penyidik KPK Novel Baswedan. /tangkap layar youtube/Watchdoc Documentary/

GALAMEDIA - Eks penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menanggapi isu yang beredar adanya bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di ruangan Gedung Merah Putih KPK.

Bersamaan dengan riuhnya pemecatan 58 pegawai KPK yang tak lolos TWK, beredar foto bendera HTI yang terpasang di meja kantor itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Galamedia, bendera HTI itu ditemukan oleh salah satu satpam. Diketahui, peristiwa itu terjadi pada dua tahun lalu.

Pada saat itu, kabar KPK diisi oleh kelompok Taliban memang sedang mencuat dan saat ini dihubung-hubungkan dengan pemecatan ke 58 pegawai KPK.

Baca Juga: Popularitasnya Salip Song Hye Kyo, Ini Profil Jung Ho Yeon, Pemeran Kang Sae Byok Squid Game

Namun, eks juru bicara KPK Febri Diansyah melalui cuitan di Twitter pribadinya mengatakan bahwa bendera itu tidak berada di meja kerja 58 pegawai KPK tersebut.

"Isu bendera ini semakin membuktikan 58 Pegawai KPK yg disingkirkan adalah korban," cuit Febri dikutip Galamedia dari twitter @febridiansyah, Senin 4 Oktober 2021.

"Terbukti, bendera yg diinfokan sedemikian rupa seolah2 simbol “taliban” di KPK, ternyata tidak berada di meja kerja 58 Pegawai KPK tsb," sambungnya.

Cuitan Febri kemudian ditanggapi oleh eks penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Ia mengatakan isu tersebut dibuat sebagai framing para koruptor.

"Sejak awal sdh kita sampaikan bahwa isu radikal dsb adl framing para koruptor agar aman berbuat korupsi," cuit Novel dikutip Galamedia dari Twitter @nazaqistsha, Senin 4 Oktober 2021.

Lebih lanjut Novel mengatakan bahwa isu tersebut bisa dibuat oleh orang-orang bayaran.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Film Point Break di Bioskop Trans TV Malam Ini Pukul 19.30, Berikut Bocoran Ceritanya

"Mrk bisa saja bayar org2 utk buat tulisan di medsos," sambungnya.

Atas adanya isu tersebut, Novel mengatakan koruptor akan semakin leluasa menggarong uang yang bukan haknya.

"Skrg koruptor semakin aman & terus garong harta negara. Kasihan masy Indonesia. Koruptor makin Jaya," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x