Selain Efikasi Tinggi, Ini Keunggulan Vaksin Zifivax Berdasarkan Hasil Uji Klinis Unpad

- 17 Oktober 2021, 08:27 WIB
Suasana pelaksanaan hari pertama uji klinis fase III vaksin rekombinan Zifivax oleh Universitas Padjadjaran, Rabu (3/3/2021). (Foto: Dadan Triawan/Humas Unpad).
Suasana pelaksanaan hari pertama uji klinis fase III vaksin rekombinan Zifivax oleh Universitas Padjadjaran, Rabu (3/3/2021). (Foto: Dadan Triawan/Humas Unpad). /

GALAMEDIA - Proses uji klinis fase III vaksin Covid-19 Zifivax yang dilakukan peneliti Universitas Padjadjaran (Unpas) menghasilkan angka efikasi sebesar 81,51 persen. Dari hasil efikasi ini, BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat terhadap vaksin yang dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, Tiongkok tersebut.

Peneliti utama uji klinis fase III vaksin Zifivax Unpad dr. Rodman Tarigan, Sp.A(K), M.Kes., menjelaskan, proses uji klinis tersebut mengikutsertakan 2.000 relawan di Bandung dan 2.000 relawan di Jakarta. Tidak hanya berusia 18-59 tahun, relawan yang ikut juga berasal di kelompok usia 60 tahun ke atas.

“Efikasi untuk orang usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen, sedangkan di atas 60 tahun efikasinya 87,58 persen,” kata Rodman dalam rilisnya yang diterima Galamedia, Minggu 17 Oktober 2021.

Baca Juga: Suhu Udara di Kotamu Terasa Sangat Panas Akhir-akhir Ini? Begini Penjelasan Lengkap BMKG

Angka efikasi vaksin Zifivax telah melampaui rekomendasi dari WHO, yaitu di atas 50 persen. Selain itu, vaksin ini juga ampuh terhadap varian Covid-19 yang lebih berat, salah satunya varian Delta. Efikasi dari vaksin Zifivax terhadap varian Delta adalah 77,47 persen.

Lebih lanjut Rodman menjelaskan, pada uji klinis tersebut, relawan ada yang mendapatkan vaksin dan plasebo (vaksin kosong). Proses penyuntikan dilakukan tiga kali dengan jarak satu bulan. “Dari situ kita lihat berapa yang sakit. Kemudian kalau sakit derajatnya berapa, apakah ringan atau berat sampai dirawat, itu kita lihat,” imbuhnya.

Baca Juga: Final Thomas Cup Minggu, 17 Agustus 2021 Pukul 18.00 WIB, Indonesia Lebih Unggul dari China

Secara umum, vaksin Zifivax tidak menimbulkan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang serius. Bahkan, KIPI pada vaksin ini hampir sama dengan vaksin Sinovac, yaitu nyeri di bekas suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, hingga nyeri otot.

Rodman menuturkan, beberapa relawan sempat mengalami kejadian serius. Namun, sebagian besar yang mengalami kejadian serius adalah mereka yang mendapatkan plasebo.

“Setiap vaksin memang tidak 100 persen mencegah, tetapi ada faktor lain yang memengaruhi seperti daya tahan tubuh, status gizi, faktor penyakit yang memengaruhi imunitasnya, hingga faktor usia,” tuturnya.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x