Natalius Pigai Nilai Prabowo dan Puan Tokoh Paling Cocok Jadi Presiden: Mereka Bersih dan Nasionalis

- 29 November 2021, 16:40 WIB
Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang juga tokoh Papua, Natalius Pigai
Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang juga tokoh Papua, Natalius Pigai /Foto: Instagram @natalius_pigai /

GALAMEDIA – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI, Puan Maharani dinilai sangat pantas dan mumpuni menjadi pemimpin nasional pada tahun 2024 nanti.

Hal tersebut disampaikan oleh Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai dalam diskusi daring bertajuk ‘Evaluasi 7 Tahun Kepemimpinan Jokowi’ bersama mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Baca Juga: 8 Bulan Terakhir Kejari Bandung Penjarakan Ratusan Pelaku Kasus Narkotika, Barang Bukti Langsung Dimusnahkan

“Saya melihat, ada 2 tokoh calon pemimpin Indonesia yang memiliki jam terbang dan rekam jejak yang baik. Keduanya, berada dalam pusat kekuasaan saat ini. Silakan kalian memilih. Kalau saya jelas, saya tim sukses Prabowo pada pilpres tahun 2019 lalu,” tuturnya.

“Jadi kalau memilih Ibu Puan Maharani boleh dan memilih Prabowo juga silakan,” imbuh Pigai.

Menurut eks Komisioner Komnas HAM itu, baik Prabowo maupun Puan merupakan tokoh nasionalis, patriotik, dan bersih yang dibutuhkan Indonesia.

“Kita butuh kekuatan nasionalis, patriotik dan bersih yang saya lihat ada dalam dua tokoh ini,” tuturnya.

Baca Juga: Izinkan Reuni 212 dengan Syarat, Guntur Romli: Kalau Digelar di Rumah Anies Baswedan Ya Silakan Saja

Tahun 2024 nanti, kata Pigai, menjadi tahun penentu bagi perjalanan Indonesia lima tahun ke depan.

“Tahun 2024 adalah momentum bagi bangsa ini untuk maju sehingga jangan sampai salah memilih pemimpin,” ucapnya.

Oleh karena itu, Pigai mengingatkan masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat.

“Jangan juga memilih calon pemimpin yang dimunculkan oleh kekuatan sosmed dengan dukungan sumber dana yang besar karena fakta sesungguhnya tidak punya prestasi apa-apa di RI,” sambungnya.

Baca Juga: Christ Wamea Kritik Denny Siregar dkk: Gerombolan Ini Selalu Muncul dan Mainkan Isu Agama

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa calon yang dipoles alias diberi ‘lipstik’ tidak akan memberi keuntungan apa-apa untuk bangsa.

Maka dari itu, dia menuturkan bahwa masyarakat harus tahu siapa calon yang mereka pilih.

“Makanya, harus teliti dalam memilih. Kalau kita memilih pemimpin kucing dalam karung, maka kita sendiri yang akan rugi,” ungkapnya.

Kata Pigai, tugas masyarakat termasuk mahasiswa adalah melakukan riset tentang rekam jejak calon presiden (capres).

Contohnya, ada capres yang sudah pernah dipanggil oleh KPK.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Stabil dan Murah di Pegadaian Hari Ini 29 November 2021

“Ada yang sekarang ini mungkin karena rekayasa medsos jadi seolah-olah hebat padahal pernah juga dipanggil KPK. Artinya ini sudah bermasalah. Masyarakat jangan sampai terbuai oleh rekayasa medsos itu,” tandasnya. ***

Editor: Muhammad Ibrahim

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x