"Dalam kasus hari ini adalah perubahan perilaku atau kita menyebutnya Autisme. Tapi dalam perjalanannya proses penelitian ini akan terus berlanjut," ujar dr Hartati B. Bangsa.
Menurut dr Hartati, ibu hamil itu kondisi paling rentan. Perjalanan BPA ke dalam tubuh itu sangat manis. Dia tidak terlihat gejalanya dan tidak ketahuan. Dan prosesnya jangka panjang.
"Orang yang mempunyai anak autis, sesungguhnya tidak siap. Porsesnya panjang. Dan sulit. Maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan penjegahan. Salah satunya hindari BPA," tandas Dr Hartati B Bangsa.
Solusi secara bijak harus menghindari kemasan yang mengandung BPA. Proses pencegahan inilah yang sedang dilakukan dengan mengadakan diskusi. “Intinya Negara harus memberi label pada kemasan plastik yang mengandung BPA,” tegas Arist Merdeka Sirait menutup. ***