Mekanismenya, kata Elly, sebagian besar minyak goreng ini akan dialokaiskan me 151 kelurahan. Jadi, petugas dari kecamatan atau kelurahan yang mengambil minyak gorengnya ke Taman Dewi Sartika. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerumunan.
"Tapi untuk sekarang akan disediakan juga untuk umum, manakala dibutuhkan. Kalau kemarin (saat 3 Desember 2021, red), sebagian besar dialokasikan ke kelurahan dan kecamatan. Kalau sekarang barangkali ada masyarakat yang memang sekitar Balai Kota atau yang di Balai Kota yang ingin membeli minyak goreng dengan harga murah Rp 14.000/liter, kita buka stan khusus," terangnya.
Untuk masyarakat umum yang berada di stan khusus, akan disediakan 500-600 liter minyak goreng.
Baca Juga: Resep Mochi Krim Coklat Isi Stroberi Cemilan Khas Jepang, Pasti Oishii!
"Satu warganya hanya bisa beli maksimal 2 liter," ungkapnya, warga harus berKTP Kota Bandung.
OP, lanjutnya, dimulai pada pukul 12.30 WIB. Hal ini karena minyak goreng baru dibawa dari produsen minyak goreng yang berkantor di Depok sekitar Pukul 07.00-08.00 WIB. Minyak goreng langsung dibawa ke Taman Dewi Sartika.
"Kami pun dari sistem di kita, kan sekarang Disdagin yang menjualnya. Kalau kemarin kan Aprindo yang jualnya, sekarang Disdagin yang bertanggungjawabnya," ungkapnya.
Nantinya, kata Elly, Disdagin menyediakan 10 tenda. Di mana tim 1 sampai 10 ini, masing-masing tim melayani 3 kecamatan. Hal ini untuk menghindari antrian.
"Kuotanya kita pendekatannya jumlah kelurahan. Jadi, kalau kelurahannya ada 8 maka delapan ditambah untuk kecamatan 1 jadi 9 terus dikalikan berapa banyak minyak. Jadi tiap kecamatan akan berbeda jumlahnya," terangnya.***