Mengenal Gempa Megathrust Selat Sunda yang Lebih Dahsyat dari Gempa Ujung Kulon Kemarin

- 17 Januari 2022, 20:55 WIB
Dampak Kerusakan Rumah Akibat Gempa Bumi M6,6 di Kampung Cisaat, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kab. Pandeglang, Banten
Dampak Kerusakan Rumah Akibat Gempa Bumi M6,6 di Kampung Cisaat, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kab. Pandeglang, Banten /BNPB

GALAMEDIA - Gempa bumi mengguncang Kabupaten Pandeglang, Banten dengan magnitudo 6,7 pada Jumat, 14 Januari, pukul 16.05 WIB.

Berdasarkan informasi yang dirilis oleh BMKG, pusat gempa bumi tersebut letaknya di 7.01 LS serta 105.26 BT di kedalaman 40 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.

Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah Kabupaten Pandeglang, di Kecamatan Sumur serta Kecamatan Mandalawangi getaran gempa terasa sangat kuat dan bisa dirasakan selama 4-5 detik.

Masyarakat sekitar langsung berhamburan keluar rumah ketika merasakan guncangan yang kuat tersebut.

Dampak gempa bumi tersebut membuat beberapa rumah yang berada di wilayah Kecamatan Munjul dan Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang mengalami kerusakan pada bagian atap juga teras rumah.

Guncangan dari gempa bumi di wilayah Kabupaten Pandeglang terasa hingga daerah Ibu Kota Jakarta serta wilayah sekitarnya yang menyebabkan berhamburannya para pegawai kantor untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga: UN1TY Boyband Indonesia yang Pernah diundang Radio Brazil Akan Rilis Single ke-8: So Bad

Tak hanya Jakarta, dilaporkan gempa bumi di Kabupaten Pandeglang guncangannya juga terasa hingga wilayah Kabupaten Cianjur serta daerah sekitarnya.

Begitu juga dengan daerah Kabupaten Lampung Barat yang juga turut merasakan guncangan gempa bumi tersebut sampai sekitar 2-3 detik.

Sebelumnya juga Banten pernah diguncang gempa yang menyebabkan tsunami pada tahun 2018.

Gempa bumi yang menyebabkan Selat Sunda dilanda tsunami pada 22 Desember 2018 tersebut merupakan akibat dari adanya longsoran anak Gunung Krakatau.

Di tahun 2019, tepatnya pada 2 Agustus, kembali terjadi gempa dengan magnitudo 4,7 dan berpotensi tsunami.

Sesungguhnya ada ancaman di wilayah Selat Sunda yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan lebih dahsyat dari gempa bumi yang terjadi di daerah Ujung Kulon sekarang ini.

Megathrust Selat Sunda disebutkan dapat mengakibatkan gempa lebih besar dengan magnitudo sekitar 8,7.

Baca Juga: Setahun 7-8 Juta Wisatawan Datang ke Lembang, Hengki Kurniawan: Malu Kalau Ada Sampah Berserakan

Sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan gempa selanjutnya akan terjadi.

Di Selat Sunda belum terjadi gempa besar selama ratusan tahun sehingga perlu diwaspadai.

Lokasinya yang berada di antara dua lokasi gempa besar, yakni Gempa Pangandaran tahun 2006 dengan magnitudo 7,7 serta Gempa Bengkulu tahun 2007 dengan magnitudo 8,5 inilah yang membuat Selat Sunda patut diwaspadai selain karena selama beberapa ratusan tahun Selat Sunda belum mengalami gempa besar.

Wilayah Selat Sunda menurut catatan sejarah gempa serta tsunami merupakan wilayah yang sering mengalami tsunami.

Pada tahun 1722, 1852 serta 1958 tercatat terjadi Tsunami Selat Sunda yang diakibatkan oleh gempa.

Disusul dengan Tsunami yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Krakatau yang terjadi pada 416, 1883, 1928, 2018.

Sementara itu, tsunami pada 1851, 1883 serta 1889 disebabkan oleh aktivitas longsoran.

Sebelumnya prediksi mengenai tsunami besar yang akan melanda wilayah Jawa apabila gempa megathrust dengan magnitudo 8,7 ini terjadi sudah pernah jadi perbincangan di media sosial, salah satunya Twitter. ***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x