GALAMEDIA - Banyaknya anak yang tidak terdata di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan, maupun di Kementerian Agama (Kemenag) menyulitkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) dalam proses vaksinasi anak usia 6-11 tahun.
"Salah satu kendala yang dihadapi itu, tapi progres terus berjalan agar vaksinasi anak usia 6-11 tahun bisa selesai secepatnya," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinkes KBB, Nurul Rasyihan, Senin 24 Januari 2022.
Menurutnya, saat ini progres vaksinasi anak sudah mencapai dari 85% lebih atau sekitar 154.008 anak. Untuk mencapai 100% cukup terkendala, karena ada 15% lagi atau sekitar 20 ribu anak yang tidak terdaftar di Dapodik dan Kemenag yang di pesantren atau madrasah.
Itu belum termasuk anak-anak yang menjalani home schooling, sehingga bisa jadi angkanya jauh lebih banyak lagi. Oleh karena itu, pihaknya juga turut berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) KBB untuk mendata jumlah anak jalanan yang juga masuk ke dalam kategori sasaran vaksinasi.
"Koordinasi dengan dinsos diperlukan karena untuk menyisir anak-anak jalanan dan mereka yang enggak sekolah," kata dia.
Saat ini pihaknya berkoordinasi dengan Puskesmas dan perangkat desa untuk menyisir sasaran vaksinasi yang tak terdata di Dinas Pendidikan, Kemenag, hingga Dinas Sosial tersebut.
Baca Juga: Keroyok Lansia hingga Meninggal, Polisi Ciduk 14 Orang, 4 Menjadi Tersangka
"Kami juga sudah koordinasi dengan Puskesmas, kemudian Puskesmas ke tingkat desa untuk menyisir anak-anak itu," sambungnya.
Sementara untuk anak yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis ke 2, jumlahnya baru 2,5% atau sekitar 4.500 anak. Sehingga dengan adanya percepatan vaksinasi diharapkan antara dosis satu dan dua bisa selesai secepatnya.