PDIP Protes Ucapan Ustadz Khalid Basalamah yang Haramkan Wayang, Ono Surono: Tidak Pancasilais!

- 14 Februari 2022, 15:43 WIB
Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono./Rio Ryzki Batee/Galamedia
Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono./Rio Ryzki Batee/Galamedia /

GALAMEDIA - PDIP Jabar protes dengan ucapan Ustadz Khalid Basalamah yang haramkan wayang dan harus dimusnahkan.

Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono menilai bangsa dan budayanya merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan.

Ono berpendapat suatu bangsa akan dapat bertahan dari persaingan di era globalisasi saat ini dan mampu mengikuti perkembangan dunia, jika tidak melepaskan identitas budaya dan jati diri sebagai sebuah bangsa.

"Saat ini kita sudah diinvasi budaya bangsa lain sehingga menjadi ironis jika kita justru mendegradasi seni tradisi nusantara yang sangat beragam dan kaya," ungkapnya di Kota Bandung, Senin, 14 Februari 2022.

Dikatakannya, beberapa hari ini ruang diskursus pelaku-pelaku kebudayaan khususnya pelestari wayang, merasa terganggu dengan sikap Ustdaz Khalid Basalamah yang menyatakan wayang haram dan patut dimusnahkan.

Baca Juga: Profil dan Nama Lengkap Ustadz Khalid Basalamah yang Haramkan Wayang, Aktif Terjun di Bisnis Kayu dan Emas

Menurut Ono, itu adalah sikap dan tindakan yang sangat tidak Pancasilais dan tidak tahu sejarah serta tidak mengerti Indonesia.

"Hal tersebut membuktikan ada upaya sistematis yang sedang dan pernah dilakukan beberapa oknum-oknum untuk mengaburkan jejak peradaban atau perjalanan kebudayaan nusantara," terang Anggota Komisi IV DPR RI tersebut.

Ono mengatakan sebagaimana diketahui wayang berperan besar dalam membentuk masyarakat di nusantara dan khususnya di Jawa Barat. Upaya penghilangan tersebut, adalah tindakan yang tidak patut dan tidak cerdas.

Ia menilai upaya pengaburan jejak sejarah kebudayaan adalah model penjajahan gaya baru dengan cara menghilangkan dan memanipulasi kesadaran kolektif masyarakat.

"Sejatinya sebagai manusia Indonesia yang berakal kita tidak mudah menuduh hasil olah pikir yang dimanifestasikan dalam bentuk kesenian khususnya wayang di anggap sesat, karena sejatinya budaya tanpa agama tidak bagus, agama tanpa budaya tidak tepat. Sehingga jika bersama, budaya dan agama tentu akan menjadi seimbang dan sangat baik," paparnya.

Baca Juga: Polrestabes Bandung Terima Ribuan Alat Tes Swab dari Perusahaan Farmasi

Ia mengatakan berkepribadian dalam kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjalanan bangsa.

Pasalnya, kebudayaan khususnya wayang merupakan keseluruhan dari hasil olah fikir dan olah fisik masyarakat untuk menjalani kehidupan sebagai manusia yang berbudaya.

Dimana didalam kesenian wayang terdapat tata nilai yang layak dan perlu kita serap bersama.

Sejarah, lanjutnya, telah membuktikan agama dan budaya dapat berjalan beriringan tanpa saling mengkerdilkan

"Dalam banyak literasi sejarah pun kita bisa temukan fakta, bahwa Seni Tradisi Wayang telah menjadi salah satu media penyebaran Islam di Nusantara, khususnya bagi masyarakat sunda di Jawa Barat. Agama Islam tersebar luas di nusantara dengan pendekatan yang berbudaya, kiranya hal tersebut dapat menjadi kesadaran kita bersama sebagai sebuah bangsa," jelasnya.

Dikatakannya pada masa Wali Songo, Sunan Kalijaga merupakan wali yang sangat berpengaruh di kalangan para wali lainnya.

Baca Juga: Sepatu Branded 15 Juta Rupiah, Hadiah Valentine Shandy Purnamasari untuk Fuji

Sunan Kalijaga, imbuh Ono, adalah budayawan yang mendakwahkan Islam dengan pendekatan sosial dan budaya dalam mengajarkan Islam pada masa itu.

"Dakwah yang digunakan Sunan Kalijaga dengan kesenian rakyat berupa wayang, gamelan, gending, dan tembang. Dari situlah, kesenian wayang muncul sebagai media yang bisa digunakan untuk berdakwah," jelasnya.

Pihaknya menekankan Wayang sebagai sarana penyampaian ajaran Islam telah berperan sesuai dengan tempat dan zamannya serta mampu membentuk tata nilai di dalam kehidupan seseorang serta kehidupan masyarakat

Berkenaan dengan hal tersebut, Ono mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan budaya kita.

Menurutnya, Wayang Golek di Jawa Barat harus ditempatkan pada posisi terhormat di tengah-tengah masyarakat karena akan sangat baik, selain sebagai sarana hiburan yang sehat, wayang golek juga berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, bahkan untuk syiar tentang tata nilai, moralitas, etika, perilaku yang sarat dengan nilai-nilai agama.

"Kudu mi indung ka waktu mi bapa ka jaman (harus beribu ke waktu dan berbapa pada zaman). JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)," tambahnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x