Anggota DPR RI Ini Prediksi Harga Tahu dan Tempe Bakal Naik Jelang Ramadhan, Berikut Penjelasannya

- 14 Februari 2022, 22:17 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan soroti harga kedelai
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan soroti harga kedelai /Instagram.com/@johanrosihan_

GALAMEDIA - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menagih janji Mentan untuk mengatasi persoalan kedelai terkait prediksi inflasi pangan dan naiknya harga tahu tempe menjelang Bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba.

“Bulan Maret ini diprediksi harga tahu tempe bakal melonjak, maka Mentan mesti menunaikan janjinya untuk mengatasi kekurangan produksi dan gejolak harga kedelai sebagai bahan baku utama dari tahu dan tempe," kata Johan, Senin 14 Februari.

Ia minta  Mentan mewaspadai beberapa komoditas pangan yang sering bergejo.lak terutama pada momen bulan puasa dan lebaran, pemerintah harus menjamin ketersediaan dan kemananan pasokan melalui produksi dalam negeri.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko: Untuk Kuasai Sebuah Bangsa, Kacaukan Memori Sejarahnya

'Negara tidak boleh sepenuhnya bergantung dengan impor karena saat ini harga pangan dunia yang masih tinggi serta biaya logistic yang belum normal akan selalu berpengaruh pada gejolak harga komoditas pangan," urainya.

Wakil rakyat dari dapil NTB ini; mempertanyakan capaian produksi komoditas kedelai yang hanya 211.265 ton padahal rata-rata kebutuhan kedelai dalam negeri sebesar 2.825.219 ton pada tahun 2021 kemarin.

“Ini artinya pemerintah terus berencana impor kedelai setiap tahun, termasuk tahun 2022;* berencana impor kedelai sebesar 2.521.224 ton tanpa ada upaya untuk swasembada. Janji Mentan untuk meningkatkan produksi kedelai dalam dua kali masa tanam akan terus ditagih rakyat," tukas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Baca Juga: Pemerintah China Tutup Sekolah, Rumah Sakit hingga Transportasi Umum di Kota Suzhou

Ia pun meminta Mentan untuk mewaspadai inflasi pangan pada tahun 2022 yang diprediksi lebih tinggi.

Menurutnya gejolak harga pangan tahun 2022 diperkirakan bergerak lebih tinggi dibandingkan 2021, hal ini disebabkan kenaikan konsumsi masyarakat yang belum diimbangi dengan perbaikan rantai pasok yang membuat harga pangan terus bergejolak meskipun pasokan memadai.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x