Pengrajin Tahu Tempe Selama Tiga Hari Akan Mogok Produksi

- 21 Februari 2022, 13:27 WIB
Ilustrasi pengrajin tahu tempe.
Ilustrasi pengrajin tahu tempe. /Kabar-priangan.com/Asep MS/

GALAMEDIA - Tingginya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama pembuatan tahu tempe membuat para pengrajin siap memberhentikan produksinya.

Mogok produksi ini dilakukan sebagai bentuk protes dari para pengrajin terhadap kenaikan harga bahan baku.

Menurut Ketua Pusat Koprasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (PUSKOPTI) Jakarta Pusat, Khairun mengatakan, aksi mogok produksi ini dilakukan serentak dilakukan oleh pengerajin tahu tempe di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODETABEK).

Baca Juga: Perkara Minyak Goreng, Ruhut Sitompul Ngamuk ke Faisal Basri: Sok Pengamat Fatanya Provokator!

"Semua produsen di Jabodetabek sudah tutup, kalau tidak ditutup akan 'disweeping' oleh teman-teman kita juga karena tutup ini serentak dilakukan," kata Khairun.

Adapun surat edaran yang dibagikan kepada seluruh pengerajin tahu tempe adalah sebagai berikut.

“Maka dengan ini kami beritahukan seluruh Pengrajin Tempe Tahu se Jabodetabek untuk mogok produksi dan dagang selama tiga hari, terhitung tanggal 21, 22 dan 23 Februari 2022,” tulis edaran tersebut.

Bahkan Sutaryo sekali Ketua Puskopti mengatakan, kesulitan yang dialami para pengerajin tahu tempe sudah berlangsung sejak 2008 silam. Sampai saat ini pemerintah belum menemukan solusi terkait permasalahan ini.

Baca Juga: Duh, Tak Sanggup Beli Kedelai Perajin Tahu dan Tempe Mogok

Harga kedelai impor saat ini mencapai Rp12.000 per kilogram yang biasanya hanya Rp9.500 hingga Rp10.000 perkilogram.

Menurut Ahmad Abdullah salah satu pedagang tahu tempe mengaku, aksi mogok produksi ini dilakukan karena konsumen keberatan kalau harga tempe dinaikan menjadi dua kali lipat.

"Harga kacangnya melambung tinggi, harga jualnya juga tinggi jadi susah. Orang-orang pada kaget beli tempe Rp5.000 sekarang jadi Rp8.000 terus Rp10.000, terpaksa berhenti dululah," ujar Ahmad Abdullah dilansir dari Antara yang dibagikan Minggu, 20 Februari 2022.

Abdullah pun berharap, agar harga kacang kembali stabil, sehingga mogok produksi tidak akan berlangsung lama dan para konsumen mendapatkan harga tempe yang wajar.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x