Contoh Materi Khutbah Jumat Singkat Ramadhan Hari ke-20: 3 Kunci Selamat Dunia dan Akhirat

- 21 April 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat Ramadhan 1443 H atau 2022 / Contoh Materi Khutbah Jumat Singkat Ramadhan Hari ke-20: 3 Kunci Selamat Dunia dan Akhirat
Ilustrasi khutbah Jumat Ramadhan 1443 H atau 2022 / Contoh Materi Khutbah Jumat Singkat Ramadhan Hari ke-20: 3 Kunci Selamat Dunia dan Akhirat /Pexels/Pavlo Luchkovski

GALAMEDIA - Tak terasa kita sudah memasuki hari ke-20 di bulan suci Ramadhan 1443 H/2022.

Di bulan suci Ramadhan, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah karena pahalanya bisa berlipat ganda.

Melansir ngaji.id, berikut materi khutbah Jumat singkat Ramadhan hari ke-20 mengenai kunci selamat dunia dan akhirat.

Hadirin Jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Kita semua sepakat bahwa hidup ini hanya sementara dan pastinya kita nanti akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengajarkan kepada manusia agar mereka bisa selamat di dunia dan di akhirat.

Kita selalu berinteraksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan diri sendiri dan dengan orang lain yang ada di sekitar kita. Dan agar bisa berbuat baik terhadap ketiga hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikannya dalam sebuah hadits,

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

“Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987)

Baca Juga: Tanggapi Mega Transfer Manchester City Haaland, Suporter Borussia Dortmund Ingatkan 'Tragedi Grealish'

Bertakwalah Kepada Allah
Pesan pertama yang beliau sampaikan,

اتق الله حيثما كنت

“Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada”.

Karena seorang hamba, setiap kali dia berinteraksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia dituntut untuk bertakwa kepada-Nya. Dan bentuk takwa adalah sebagaimana yang Thalq bin Habib nyatakan, “Engkau melakukan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan dari-Nya dalam rangka untuk mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan engkau menjauhi kemaksiatan didasari dengan panduan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala karena takut dengan hukuman dari-Nya.”

Di manapun kita berada, dituntut untuk selalu menjaga takwa ini. Karena Rabb yang kita sembah ketika kita berada di tanah asal adalah Rabb yang sama yang kita sembah ketika kita sedang safar dan di manapun kita berada.

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kunci, “Kalau kamu ingin mendapatkan balasan terbaik dari Allah, jagalah ketakwaan kepada-Nya di manapun kamu berada.”

Baca Juga: SPOILER Wedding Agreement The Series Episode 5 yang Tayang Besok: Bian Sibuk Cari Tari, Sarah Mulai Terlupakan

Hapus Kejelekan Dengan Kebaikan
Pesan kedua,

وأتبع السيئة الحسنة تمحها

“Hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya.”

Ada dua tafsir yang para ulama sampaikan. Makna yang pertama, iringi perbuatan maksiat dengan kebaikan artinya adalah iringi setiap perbuatan maksiat kita dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut perbuatan taubat dengan al hasanah.

Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan dalam Al-Qur’an,

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik (taubat) itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud[11]: 114)

Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

“Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, hakikatnya adalah dia tidak memiliki dosa tersebut.” (HR. Ibnu Majah)

Baca Juga: Megawati Sejalan dengan Jokowi Tolak Penundaan Pemilu 2024: No! Gak Ada Penundaan

Dan makna yang kedua,

وأتبع السيئة الحسنة تمحها

“Hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya.”

Artinya adalah ketika kita merasa sedang tenggelam dalam perbuatan maksiat, ketika kita sedang melakukan perbuatan dosa, maka salah satu di antara cara untuk menghapuskan dosa itu adalah dengan berbuat baik. Lakukanlah amal shalih setelah melakukan perbuatan dosa itu.

Bisa dalam bentuk kita melaksanakan shalat, berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau melaksanakan ibadah yang lainnya, termasuk sedekah. Karena dengan ibadah yang kita lakukan, maka kita akan mendapat penghapusan atas dosa yang kita kerjakan.

Berakhlak Baik
Kemudian pesan yang ketiga,

وخالق الناس بخلق حسن

“Bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987)

Karena dengan memberikan akhlak yang mulia kepada sesama, maka kita menjadi orang yang berharga di mata masyarakat. Manusia dinilai karena akhlaknya, bukan karena yang lainnya. Status sosial akan menjadi hilang apabila orang itu memiliki akhlak yang tercela.***

Editor: Annisa Nur Fadillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x