Jabar Antisipasi Arus Balik Beserta Ancamannya

- 6 Mei 2022, 09:47 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil./antaranews.com
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil./antaranews.com /

GALAMEDIA - Jawa Barat telah mengantisipasi arus balik dan ancaman yang menyertainya yakni penyebaran COVID-19 dan gelombang pendatang dari desa atau urbanisasi.

Izin mudik untuk kali pertama dalam tiga tahun pandemi dari Pemerintah Pusat membawa konsekuensi serius.

Demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Kamis 5 Mei 2022.

Menurut Gubernur, arus balik di Jabar hingga Kamis 5 Mei 2022 malam masih dalam situasi terkendali. Semua pihak mulai dari kepolisian, dinas perhubungan, dan pemda kabupaten/kota, serta stakeholders pendukung lain telah melakukan tugasnya sesuai dengan skenario.

Baca Juga: Pemudik dari Jakarta Menuju Bandung Diimbau Gunakan Jalur Alternatif, Ini Rute yang Bisa Dilalui

"Alhmdulillah hingga saat ini (arus balik di Jabar) relatif lancar. Hal ini saya kira berkat dari berbagai upaya yang dilakukan seperti pemberlakuan satu arah kendaraan di jalan tol, _contra flow_, relatif berhasil" ujar Ridwan Kamil.

Hal yang menjadi fokus Jabar saat ini adalah pergerakan wisatawan lokal dan luar. Jabar selain sebagai daerah perlintasan juga sebagai tujuan pariwisata.

"Fokus kami sekarang penanganan wisata karena jutaan orang bisa jadi berpikiran yang sama: setelah Idulfitri, ya ke mana lagi selain wisata. Maka untuk mengantisipasi COVID-19 , semua tempat wisata diminta mengetatkan skrining pengunjung (dengan aplikasi PeduliLindungi)," tegas Ridwan Kamil.

Baca Juga: Jadwal Film KKN di Desa Penari Hari Ini 6 Mei 2022 di Bioskop Cinepolis Java Mall Semarang, Ini Harga Tiketnya

Gubernur mengungkap, vaksinasi ketiga atau _booster_ di Jabar sudah sesuai target yang direncanakan. Namun begitu tak boleh ada perlambatan bahkan harus lebih cepat.

“Vaksinasi terutama vaksin booster terus digenjot. Hingga kini di Jabar, booster sudah di atas 30 persen, sesuai target,” jelas Ridwan Kamil.

Dengan mobilitas dan aktivitas para pemudik, Gubernur berharap tidak ada peningkatan kasus COVID-19 seperti tahun-tahun sebelumnya. Sehingga skenario pandemi menjadi endemi tetap berjalan di jalur.

"Sampai hari ini saja berdasarkan data (BOR) di rumah sakit hanya 0,8 persen, kasus per hari hanya di bawah 40-an. Mudah-mudahan jika setelah arus balik nanti datanya relatif sama dengan hari ini, itu menunjukkan pandemi sudah berubah menjadi endemi," katanya menganalisis.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal: Memaknai Hakikat ‘Kembali Suci’

Sementara itu menyinggung fenomena pendatang baru setelah Lebaran yang biasa terjadi, Gubernur meyakini fenomena itu di Jabar trennya terus menurun berkat berbagai upaya yang dilakukan Pemda Prov Jabar untuk mencegah urbanisasi.

"Kita sudah mengupayakan mengubah _mindset_ terutama generasi milenial yang mau mencari kerja di kota dengan berbagai program seperti Petani Milenial, digitalisasi desa, satu desa satu perusahaan, dan lain-lain. Berbagai program itu bisa melahirkan pemikiran baru yaitu tinggal di desa rezeki kota" katanya.

Selain itu Kang Emil juga berharap investasi di Jabar yang ranking satu nasional bisa membantu lapangan pekerjaan.

"Investasi kami tahun lalu mencapai Rp136 triliun, bisa mendorong bertambahnya lapangan kerja, karena logikanya dengan Rp1 trilun rupiah investasi, bisa menyerap 800-1.000 lapangan pekerjaan. Selain itu akibat disrupsi 4.0 dan disrupsi pandemi memaksa gaya hidup baru dalam ekonomi, di antaranya dengan digitalisasi" pungkasnya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah