Indonesia Harus Bersikap Kritis Terhadap Rusia, Dino Parti: Kita Masih Agak Sungkan untuk Galak

- 19 Mei 2022, 18:51 WIB
 Dino Patti Djalal.*
Dino Patti Djalal.* //Twitter/@dinopattidjalal/

GALAMEDIA - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal menilai Indonesia tidal  berani bersikap kritis terhadap Rusia terkait invasi negara itu di Ukraina.

Menurut pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini, terlepas dari hubungan harmonis antara Indonesia dan Rusia, Pemerintah Indonesia perlu bersikap jujur dan terbuka dalam berkomunikasi dengan Moskow.

“Walaupun dengan teman, kita harus tetap bisa jujur dan kritis jika ia melakukan sesuatu yang berbahaya bagi dunia internasional,” kata Dino dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 19 Mei 2022.

Baca Juga: Kim Sae Ron Menabrak Trafo Listrik, Diduga Menyetir dalam Keadaan Mabuk

“Kalau kita dengan Amerika Serikat, kita galak. Tetapi dengan Moskow, kita masih agak sungkan untuk galak. Jadi bebas aktifnya masih terbatas. Saya baru melihat bahwa ternyata bebas aktif kita masih pilih-pilih sedikit. Seharusnya konsisten. Dengan semua orang, kita harus berani galak kalau perlu, tetapi tetap bersahabat,” sambungnya.

Terkait konflik Rusia dan Ukraina, Dino mengapresiasi upaya deeskalasi yang telah ditunjukkan pemerintah Indonesia, termasuk mengundang secara lisan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menghadiri pertemuan G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Namun, Dino meyakini bahwa Indonesia sebetulnya bisa berbuat lebih untuk mengurangi ketegangan antara Rusia dan Ukraina dan mengerem eskalasi perang antara kedua negara.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Diusir, PA 212 Dikabarkan Bakal Geruduk Kedubes Singapura, Polisi: Belum Tahu

“Fantasi saya ialah pada saat pulang dari Amerika Serikat (untuk KTT ASEAN-AS di Washington DC pada 12-13 Mei 2022), Presiden Jokowi seharusnya mampir di Kiev untuk ketemu Presiden Zelenskyy. Setelah itu mampir di Moskow untuk ketemu Presiden Putin. Presiden Jokowi pasti akan diterima. Ini fantasi saya. Masuk di Kiev dan cari celah untuk mengurangi gap antara Ukraina dan Rusia,” paparnya.

Ia  berharap Indonesia tidak berfokus pada bagaimana mencapai kepentingan dalam negeri semata melalui forum G20, tetapi sebagaimana dikutip dari Antara,  sebagai pemimpin G20, Indonesia harus menunjukkan kontribusinya dalam menyelesaikan masalah-masalah global, termasuk invasi Rusia ke Ukraina.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x