"Jika virus tidak bisa masuk ke dalam sel inang, virus akan mati," kata Suwendar saat webinar penelitian terkait Covid-19 melalui Zoom, Rabu 8 Juli 2020.
Sementara flavonoid dapat merusak fungsi membran virus. Untuk dijadikan sabun, daun jambu biji diekstrak seperti biasa lalu ditambah dengan lemak berupa minyak kelapa dan minyak zaitun. Selain itu, komponen lain pembuat sabun yakni basa berupa surfaktan Akyl Benzene Sulfonete (ABS).
Berdasarkan hasil penelitian, kekuatan sabun dari daun jambu air sebagai antiseptik tergolong kuat. Daya pembersih sabun itu terhadap jamur juga kuat.
Baca Juga: H. Usep Romli: Dari Guru SD, Wartawan Fusi, Hingga Liputan Perang Afghanistan
Sabun dari daun jambu air berbentuk sabun cair telah dikembangkan menjadi sabun mandi dan cuci tangan, sabun pencuci piring dan sabun pencuci pakaian. Dikatakan Suwendar, masih terdapat kelemahan pada penelitiannya, yakni kadar pH masih tinggi berkisar 8-9.
Dilaporkan wartawan PR, Rani Ummi Fadila, Tim juga akan melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui daya antiseptik sabun dari daun jambu air dengan sabun yang beredar di pasaran.
Baca Juga: Tagar #2024ErickRI1 Bergema di Twitter Saat Dirut BUMN Diperiksa KPK
Penelitian Suwendar menjadi salah satu penelitian yang dibiayai Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unisba.
Beberapa penelitian lain yang juga dibiayai yakni penelitian tentang pengembangan protokol pencegahan Covid-19 di institusi pendidikan dan pengembangan kegiatan permainan untuk menurunkan tingkat kecemasan saat pandemi Covid-19.***