Rupiah di Akhir Pekan Melemah Gara-gara Hubungan AS-China Semakin Memanas

- 7 Agustus 2020, 17:12 WIB
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.) /

GALAMEDIA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini melemah. Kondisi itu dipicu meningkatnya kekhawatiran pasar terkait pemulihan ekonomi global.

Rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 14.625 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.585 per dolar AS.

"Ini menunjukkan permintaan aset aman cukup tinggi dan bisa mengindikasikan kekhawatiran di pasar keuangan meningkat," ujar Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2020.

Baca Juga: Kabar Duka, Waketum PPP Reni Marlinawati Meninggal Dunia

Ariston menerangkan, hingga sore ini terlihat tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami pelemahan ke kisaran 0,525 persen, turun sekitar 2,3 persen dibandingkan penutupan kemarin.

Menurut Ariston, pasar khawatir dengan gangguan pemulihan ekonomi global karena pandemi yang masih belum bisa dikendalikan dan hubungan AS dan China yang meregang.

"Fokus pasar ke gangguan pemulihan ekonomi. Potensi resesi di Indonesia juga jadi beban untuk rupiah," tambahnya.

Baca Juga: Rekor Lagi! Positif Covid-19 di Indonesia Bertambah 2.473 Orang dalam 24 Jam

Selain itu, pasar juga masih menunggu stimulus AS yang pembahasannya masih "deadlock", padahal sebentar lagi Kongres AS akan reses.

Ditulis Antara, rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp 14.555 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.555 per dolar AS hingga Rp 14.638 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.647 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.587 per dolar AS.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x