Film TVRI, Jejak Langkah Bung Karno; Ingenieur, Raden Soekarno Ditayangkan 2 Kali Hari Ini

- 20 Juni 2023, 20:19 WIB
Film Jejak Langkah Bung Karno; Ingeunier, Raden Soekarno. / Instagram @itblibrary
Film Jejak Langkah Bung Karno; Ingeunier, Raden Soekarno. / Instagram @itblibrary /

GALAMEDIANEWS - Jejak Langkah Bung Karno: Ingenieur, Raden Soekarno, adalah film produksi TVRI Nasional bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan ITB, yang mengisahkan perjuangan Pendidikan Ir. Sukarno dalam meneguhkan semangat anti kolonialisme.

Peran UPT Perpustakaan ITB dalam film dokumenter ini yaitu sebagai tempat riset awal dan referensi terkait Sukarno selama menjalani kuliah di THS Bandung.

Film ini tayang perdana di layar televisi TVRI Nasional, pada Selasa, 20 Juni 2023 pada pukul 13.00 WIB dan 19.00 WIB.

Baca Juga: Usulan Libur 3 Hari Idul Adha 2023, untuk Menambah Kualitas Waktu Keluarga

Berikut jejak Langkah Sukarno selama menempuh perjalanan politiknya di Bandung, dilansir dari Youtube PRMN, Lorong Waktu Jejak Sukarno di Kota Bandung.

Sukarno muda datang ke Bandung pada tahun 1921 untuk menempuh Pendidikan Teknik Sipil di kampus Technische Hoogeschool te Bandoeng (ITS), sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB).

H.O.S Cokroaminoto, guru sekaligus ayah dari Utari, istrinya saat itu menitipkan Sukarno di rumah kerabatnya Hj. Sanusi, di Jalan kebon Jati Bandung.

Dalam perjalanan pendidikannya di ITS, Cokroaminoto, yang saat itu menjabat ketua Partai Syarikat Islam, ditangkap dan dipenjara di Surabaya. Sebagai murid dan menantu, Sukarno merasa bertanggung jawab atas kehidupan Oetari dan keluarga gurunya itu. Maka beliau memutuskan untuk cuti dari kampusnya kembali ke Surabaya untuk menjadi tulang punggung keluarga.

Cokroaminoto akhirnya bebas, setelah satu tahun masa penahanannya, Sukarno pamit untuk kembali ke Bandung sembari menyerahkan Utari istrinya pada ketua Partai Syarikat Islam tersebut.

Dalam buku yang ditulis Cindy Adam ‘Sukarno Penyambung Lidah Rakyat’ Cokroaminoto menerima kejujuran dan keputusan Sukarno menceraikan Oetari, anaknya. Cindy Adam juga menuliskan kalimat yang diucapkan sukarno kala itu, “Hanya ke Bandunglah aku Kembali kepada cintaku yang sesungguhnya.”

Baca Juga: Mahfud MD Tekankan Pentingnya Pendidikan Politik Untuk Cegah Politik Uang Pada Pemilu 2024

Rupanya, Bung Karno telah menaruh hati kepada Inggit Garnasih, istri Hj.Sanusi kerabat mantan mertuanya. Tak butuh usaha lebih bagi Sukarno untuk segera menikahi Inggit Garnasih, setelah Hj. Sanusi menceraikan Inggit karena mencium hubungan istrinya dengan Sukarno di belakangnya.

Ketertarikan Sukarno di bidang politik, membawanya bergabung dalam Study Club bersama teman-temannya, dan membentuk Perserikatan Nasional Indonesia pada tahun 1927. Dan pada 1928 Perserikatan ini diubah menjadi Partai Nasional Indonesia.

Sukarno mulai menjadi orator pada kongres politik partai yang diselenggarakan di Bandung. Kemampuan berpidatonya mulai terasah ketika Sukarno mulai berkeliling ke daerah-daerah di Bandung untuk menyampaikan aspirasi politiknya. Respon baik didapatnya dan semakin banyak pengikut partainya.

Akibat dari aktivitas politiknya, dan tulisannya tentang ramalan Perang pacific yang meresahkan. Sukarno ditangkap pada 19 Desember 1929 dan dijebloskan ke dalam penjara di jalan Banceuy Bandung.

Ketika di dalam tahanan, Sukarno kerap dikunjungi Inggit, istrinya sambil menyelundupkan buku-buku yang dibutuhkan untuk menyiapkan pledoi atau pembelaan diri di muka pengadilan.

Sukarno membacakan pidato pembelaan dirinya di gedung Landraad (Gedung Pengadilan Pemerintahan Kolonial Belanda) di jalan Perintis Kemerdekaan no 5 Bandung. Judul pidato pembelaan dirinya sekarang digunakan sebagai nama gedung peradilan tersebut, Gedung Indonesia Menggugat, yang sekarang berfungsi sebagai Museum.

Baca Juga: Menghilang dari TC Yogyakarta, Achmad Jufriyanto Jadi Salah Satu Pemain yang Didepak Persib?

Pengadilan kemudian menjatuhkan vonis atas Sukarno, selama 4 tahun di penjara Sukamiskin, Bandung. Setelah 2 tahun masa tahanan, Sukarno akhirnya dibebaskan oleh pemerintah belanda.

Menghirup udara bebas tidak serta merta membuat ketua partai PNI ini kapok. Dengan aktivitas politiknya yang kembali menyeruak, Sukarno kembali ditangkap, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu diasingkan ke Ende, Indonesia Timur.

Pada tahun 1934 Sukarno meninggalkan Bandung, untuk menjalani masa hukumannya di Ende. Baginya, ini adalah gerbang untuk semakin menggelorakan semangat kemerdekaan yang Ia impikan untuk Indonesia Merdeka.***

Editor: Ryan Pratama

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x