Hewan Kurban di Jabar Bebas PMK, Cacar Sapi dan Antraks

- 26 Juni 2023, 15:18 WIB
Kepala UPTD Rumah Sakit Hewan DKPP Jabar, Yoni Darmawan (kanan) dan Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Jabar, Yudi Koharudin di acara Gaspol PWI Pokja Gedung Sate, Senin, 26 Juni 2023./Lucky M Lukman/Galamedianews
Kepala UPTD Rumah Sakit Hewan DKPP Jabar, Yoni Darmawan (kanan) dan Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Jabar, Yudi Koharudin di acara Gaspol PWI Pokja Gedung Sate, Senin, 26 Juni 2023./Lucky M Lukman/Galamedianews /

GALAMEDIANEWS - Menjelang Hari Raya Idul Adha 2023, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar memastikan tak ada hewan kurban yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) dan cacar sapi atau Lumpy Skin Disease (LSD).

Selain itu, hewan kurban di Jawa Barat juga dipastikan tidak ada yang terpapar penyakit antraks. Meski begitu, Pemprov Jabar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) tengah aktif memantau kasus peste des petits ruminants (PPR) pada kambing.

"Kami terus melakukan pemantauan terhadap kasus PMK, LSD dan antraks jelang Idul Adha tahun ini. Sementara hasil pemantauan tidak ada hewan kurban yang terpapar penyakit dan diperjualbelikan," tutur Kepala UPTD Rumah Sakit Hewan DKPP Jabar, Yoni Darmawan.

Baca Juga: Kabupaten Bandung Catat Kasus Tertinggi Cacar Sapi, Masyarakat Diimbau Tak Panik

Hal itu disampaikan Yoni pada acara diskusi Galang Aspirasi Politik (Gaspol) PWI Pokja Gedung Sate dengan tema 'Hewan Kurban Sehat, Masyarakat Rasakan Manfaat', di Hotel Citarum, Senin, 26 Juni 2023.

"Sementara kalau untuk PPR baru dilaporkan terjadi di Sumatera. Kalau di Jawa Barat belum ada," lanjut dia.

Yoni menerangkan, pihaknya terus menyosialisasikan ke dinas terkait di kabupaten/kota di Jawa Barat agar hewan ternak dari luar provinsi bisa melalui check point. Langkah itu perlu dilakukan agar riwayat kesehatan hewan terpantau.

Check Point

Adapun tiga cek poin hewan ternak tersebut ada di Gunung Sindur, Bogor, kemudian Losari, Indramayu dan Banjar.

Ia juga menyatakan, meski lalu lintas ternak menjelang Idul Adha meningkat, dari hasil pemeriksaan tim monitoring kesehatan hewan di Bandung Raya dan kabupaten/kota lainnya dipastikan tidak ada hewan kurban yang terpapar penyakit.

Baca Juga: Memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), Kenali Resiko Berbahaya dan Cara Pengobatannya

"Hasil pemeriksaan di Bandung Raya dan daerah lain belum ada hewan kurban yang dilaporkan terpapar dengan penyakit PMK, cacar air ataupun PPR," pungkasnya.

Lebih lanjut, Yoni tak menampik, saat ini yang tengah menunjukkan dinamika adalah kasus cacar sapi alas LSD. Sejauh ini, ujarnya, daerah di Jabar yang masuk zero infected case hanya Kota Bandung.

Dari hasil pengecekan yang dilakukan terkait LSD, DKPP Jabar memetakan tiga kategori daerah dengan angka kasus di bawah 50 hingga di atas 100 dalam satu pekan.

Yoni menerangkan, daerah dengan kasus aktif yang masih di bawah 50 yaitu Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bekasi, Kota Banjar, Kota Sukabumi dan Kota Cimahi.

"Sedangkan daerah dengan 50 hingga 100 kasus yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Ciamis," katanya.

Ditambahkan Yoni, untuk daerah di Jabar dengan kasus cacar sapi atau LSD di atas 100, tercatat ada beberapa. Seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Majalengka.

"Tapi data ini bisa saja berubah, kami sedang mengikonfirmasi ke petugas di lapangan. Biasanya, kalau petugas itu laporkan kasus suka cepat tapi ketika hewan sudah sehat agak lama laporannya," kata Yoni.

Baca Juga: Observatorium Bosscha Telah Dibuka Kembali, Tiket Kinjungan Dipesan Secara Online

Kekebalan Tubuh

Biasanya, lanjut Yoni, hewan yang terjangkit cacar sapi atau LSD ini dalam 2 hingga 3 pekan sudah sembuh, terlebih setelah terbentuk kekebalan tubuh atau antibodinya

Ia juga mengungkapkan, berdasarkan pemantauan DKPP ke sentra ternak di Kabupaten Bandung, dari peternak yang hewan ternaknya 50 ke atas tidak lagi ditemukan kasus PMK. Namun ada satu yang terkena cacar sapi dan itu baru beberapa hari masuk ke kandang.

"Kasus ini terkait lalu lintas hewan yang asalnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, ini menjadi strategi kami mengendalikan penyakit dalam mengatur lalu lintas ternak. Tidak mudah seperti mengatur orang," tuturnya.

Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Jabar, Yudi Koharudin menuturkan, meski penyakit PMK tidak menular kepada manusia, pihaknya tetap mewasdai adanya penyebaran penyakit lain yang menjadi ancaman salah satunya antraks.

"Kalau PMK memang tidak menular kepada manusia, tapi ada beberapa penyakit yang memang kita koordinasi terus menerus dengan Dinas Peternakan ini kaitan Antraks misalnya," ujarnya.

Ia menyebut, penyakit antraks pernah terjadi di daerah Purwakarta, Subang dan Bogor beberapa tahun yang lalu. "Tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.

Yudi mengatakan, penyakit Antraks ini bisa menular dari hewan ke manusia dikarenakan pengolahan daging yang tidak sesuai dengan standar.

Baca Juga: 5 Cara Mencegah Penyalahgunaan Narkoba

"Kalau untuk antraks ini kita betul-betul koordinasinya sangat intens bahkan kita pada saat supervisi saja sampai dikawal karena antraks ini bisa jadi senjata biologis," jelas dia.

Jaminan Ridwan Kamil

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjamin tidak akan ada hewan yang dikurbankan tengah sakit dan terkena masalah kesehatan lain.

"Semua sehat dan bekerja berlapis memastikan hewan yang dijual (sehat), karena kalau hewan yang dijual ada hal tertentu pasti kita tindak," ujarnya.

Soal PMK dan LSD, Ridwan Kamil juga menyebut Pemprov Jabar telah mengantisipasi sebaik mungkin.

"Kamu sudah antisipasi dalam bentuk obat gratis, pemeriksaan, vaksin juga, pengalaman PMK luar biasa sehingga menjadi pembelajaran kalau ada penyakit yang bukan PMK pun, metode pertahanan kita terhadap ketahanan hewan sudah sangat baik, pemerintah memastikan hewan sehat," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x