Network
GALAMEDIANEWS — Musibah banjir bandang yang terjadi di Derna, Libya sejak 10 September 2023 telah menelan korban jiwa sebanyak kurang lebih 11.300 jiwa.
Kendati demikian, korban selamat dari musibah yang disebabkan oleh badai Daniel tersebut pun tak mengalami nasib yang lebih baik, melainkan cenderung dilematis serta tragis.
Pasalnya, survivor banjir bandang Libya tak lagi memiliki tempat tinggal yang layak, air bersih yang layak dikonsumsi, serta bahan makanan. Hampir tak ada materi fisik yang dapat mereka manfaatkan karena telah tersapu habis oleh luapan banjir.
Bahkan, jika para survivor memilih untuk tetap tinggal di daerah terdampak banjir tersebut, lambat laun mereka akan mengalami keracunan dan infeksi akibat air yang tercemar. Hal tersebut diketahui dari laporan pihak berwenang Libya yang telah mengkonfirmasi bahwa 150 orang telah teracuni air yang tercemar di daerah yang dilanda banjir.
Lantas, Mohamed Wanis Tajouri bersama rekan-rekannya yang merupakan sesama mahasiswa kedokteran mendatangi Derna dari Benghazi di pesisir pantai untuk melakukan desinfeksi dan sterilisasi.
Selain itu, terlihat pemandangan kehancuran tempat tinggal pemukim di daerah terdampak banjir tersebut, dengan tumpukan puing-puing yang berserakan di sisi jalan yang kosong. Terlihat pula potongan-potongan mobil yang hancur.
"Saya tinggal di daerah kami untuk mencoba membersihkannya dan mencoba memverifikasi siapa saja yang hilang. Terima kasih Tuhan telah memberi kami kesabaran,” ujar Hamad Awad, salah satu penduduk sekaligus survivor bencana yang sedang duduk di atas selimut di sebuah jalan kosong dengan sebotol air dan selimut di sampingnya.
